Bakso Kotak yang Menyentak
Bogor, Jurnal Bogor
Deadline, itulah kata yang memenuhi otak kami setelah pulang dari Cibinong. Perut lapar dan tubuh yang cukup lelah, membuat kepala ini rasanya tak bisa lagi berpikir dengan jernih. Sambil menuju jalan pulang, kepala kami tak henti-hentinya mencari salah satu resto atau kafe yang dapat kami singgahi. Namun sayang hasilnya nihil.
Ketika melewati Jl. Pemuda, kami teringat ada satu warung tenda yang selalu membuat kami penasaran. Namanya My Ten’ yang menyediakan berbagai menu bakso unik dan sedikit asing di Bogor. Biasanya bakso itu berbentuk bulat, namun di sini bentuknya kotak dan isinya lebih beragam.
Tanpa pikir panjang, kami memesan seporsi bakso. Kami memilih menu bakso campur yang terdiri dari dua bakso kotak urat dan bakso kotak keju dengan diiringi mie serta sayur.
Saat memasukan berbagai bahan ke dalam mangkuk, kami melihat para pelayan memakai sarung tangan. Sepertinya sang empu mengerti betul akan kebersihan makanan untuk disajikan kepada pelanggan.
Tidak lama kemudian pelayan datang membawa seporsi bakso, karena perut kami sudah meronta-ronta untuk diisi. Tanpa basa-basi kami langsung melahapnya. Baru kali ini kami makan bakso tanpa meraciknya terlebih dahulu. Meski menurut salah seorang rekan kami kuah kaldunya kurang asin, bagi saya sudah terasa pas banget di lidah. Biarpun begitu, lidah kami tetap bergoyang.
Sekarang giliran baksonya, hmm.. ternyata ketika digigit, si bakso itu memiliki kekenyalan dan keempukan yang pas. Bakso ini beneran bakso daging, bukan cuma tepung kanji ataupun terigu. Bumbu kuahnya pun sudah menyerap ke dalam bakso sehingga bikin rasanya tambah mantap.
Sensasi rasa yang muncul dari sajian bakso kotak benar-benar membuat kami tersedak. Di dalam bakso bervolume satu sentimeter kubik tersebut, ternyata terdapat sepotong keju yang pada saat berada di dalam mulut pun lumer. Lumerannya langsung merebak ke seluruh relung rasa, menghadirkan sensasi citarasa yang menyentak.
Sambil menikmati bakso kotak, kami kembali melirik kepada menu yang tersedia di atas meja. Gambar-gambar yang menggoda lidah ini, membuat kami sempat bingung memilih dan akhirnya sop buahlah yang muncul sebagai pemenangnya.
Dengan porsi sop buah yang tumpah ruah itu, selain dinikmati sendiri, dapat juga dinikmati berdua. Kami pun mengobrak-abrik isinya, ternyata buah-buahan yang diberikan cukup eksklusif. Dari melon, apel, strawberry, pir, jeruk, semangka, markisa bahkan anggur ikut serta meramaikan suasana sop buah. Kami pun sempat berprasangka bahwa sop buah ini mahal, nyatanya hanya Rp 7.000 saja.
Karena penasaran, kami menanyakan kepada seorang pelayan siapa pemilik resep unik dan menarik itu. Kebetulan sang pemilik hadir untuk mengontrol warung tendanya. Dengan sedikit bercuap-cuap, akhirnya Warsito selaku pemilik My Ten’ bersedia memberikan informasi mengenai menu baksonya itu.
“Jaman sekarang harus bisa memanfaatkan kesempatan yang ada serta harus mampu memberikan warna baru terutama di dunia kuliner ini. Apalagi saya melihat daerah Air Mancur itu selalu ramai,” ungkapnya kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Dikatakan Warsito, biarpun usaha warung tendanya itu sudah dua tahun berjalan, tetap saja memiliki kendala. “Biasanya pada saat musim hujan tiba, karena banyak pelanggan yang malas untuk mampir, sebab mereka lebih ingin cepat sampai rumah,” ujar pria kelahiran Madiun, 29 Januari 1968 itu.
Diakui suami dari Yuniwati itu, harga yang ditawarkan My Ten’ cukup terjangkau, berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 8.000. “Sebab di daerah Air Mancur merupakan tempat nongkrong anak muda, kalau terlalu mahal mana mau mereka mampir. Saya cukup tahu kantong anak muda,” jelasnya.
Pria yang hobi memasak itu mengatakan, ia berencana akan menambah jenis bakso dan menu makanan lainnya. “Saya ingin membuat bakso kotak isi udang, bakso buah, bihun goreng, mie goreng dan nasi goreng bakso sosis. Semua serba spesial deh, jadi tunggu saja tanggal mainnya,” pungkasnya.
Nasia Freemeta/Julvahmi
Selasa, 08 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar