Bogor, Jurnal Bogor
Kue lupis, sebagian orang menyebut penganan ini dengan nama kue lopis, merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang telah bias berasal dari daerah mana jenis kuliner satu ini. Banyak yang mengatakan kue lupis merupakan makanan khas Betawi, namun banyak pula yang mengatakan kue ini asli dari Jawa Barat. Bahkan, masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur setiap tahunnya mengadakan syukuran dengan menampilkan kue lupis sebagai simbol kerukunan umat.
Dari mana pun kue lupis berasal, yang jelas keberadaan kue lupis di Kota Bogor sudah jarang saya temukan. Sebagai kue yang kini mewakili jelata, kue lupis biasanya dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional, meski hanya satu atau dua pedagang saja yang menyediakan kue itu, dan biasanya termasuk dalam katagori kue basah yang dijual bersama canil.
Kue lupis dibuat dari bahan beras ketan yang dibungkus daun pisang dan digulung mirip seperti lemper atau lontong. Setelah proses pengukusan yang memakan waktu lebih dari empat jam, kue itu pun dapat dinikmati keunikan citarasanya.
Penyajian kue lupis biasa disuguhkan dengan menaburkan parutan kelapa dan menuangkan air gula merah kental sebagai pemanisnya. Citarasa yang tampil, mm.. sangat akrab di lidah ini. Namun, bisa jadi generasi muda sekarang banyak yang tidak mengetahui seperti apa citarasa kue lupis itu, karena sejak bocah yang dikenal hanya citarasa donat dan tiramisu.
Kue lupis sebenarnya dapat menjadi jenis kuliner modern, bila saja ada para enterprenuer yang mau dan berani menyajikan kue ini dengan kreasi inovasi yang disesuaikan dengan selera modernisasi pribumi dewasa ini. Dengan kreativitas para penyaji kuliner, kue lupis sebagai kue tradisional dijamin berpotensi go international.
Tanpa sahabat sejati kue lupis, yakni parutan kelapa dan air gula merah, rasa yang tampil pada kue lupis cukup plain atau tawar, meski menyisakan citarasa manis yang lumayan jauh. Dengan citarasa dasar yang mampu bersahabat dengan citarasa apa saja, kue lupis berpotensi menjadi kue modern yang digandrungi para penyuka jajanan.
Seandainya, kue lupis disajikan dengan taburan mises atau keju atau dituang cairan coklat atau strawberry, mungkin sensasi rasa yang ditampilkan kue lupis dapat dilirik para pencari rasa yang berkiblat pada citarasa bule. Meski jiwa tradisionalnya menjadi kabur, hal itu tak mengapa, karena kue lupis pun sebenarnya kue yang mampu bersaing rasa dengan beraneka ragam jenis kue lain yang hadir di sekitar kita.
Bisa saja kue lupis disajikan berteman dengan citarasa pedas seperti halnya sambal oncom atau saus barbeque. Ide lain yang timbul, adalah menyajikan kue lupis dengan citarasa gurih, seperti dipadu dengan ayam, ikan, atau daging. Saya sendiri pernah menyantap kue lupis yang diguyur dengan kuah sardencis. Rasa yang muncul sungguh luar biasa. Tidak percaya, silakan mencoba.
Rudi D. Sukmana
Selasa, 08 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar