Donat Kentang yang Bikin Kenyang
Bogor, Jurnal Bogor
Mengunjungi Bogor Trade Mall (BTM) siang itu, saya pun sengaja menyambangi kembali Bogor Food Center, food court BTM yang terletak di lantai tiga plaza yang megah itu. Area makan yang menyajikan beragam menu makanan itu, kadang memang membuat diri ini bingung hendak memesan menu apa.
Melangkahkan kaki mengitari stand-stand yang berjejer di area food court BTM, sambil memilah dan memilih menu yang akan dipesan, akhirnya pilihan jatuh pada satu stand kecil yang menyediakan menu donat di dekat eskalator. Nama stand penyedia donat berbahan baku kentang itu adalah Fresco. Mm.. boleh juga untuk dijajal sampai di mana citarasa yang disuguhkan.
Saya pun segera memesan dua buah donat yang satu buahnya dihargai Rp 1.500. Meski bagi saya donat merupakan menu yang lumrah, karena iming-iming berbahan baku dari kentang, citarasanya patut dicoba. Penjaga stand, Yati dan Tarsih dengan sigap meracik donat yang sudah matang dengan tepung gula halus, sehingga sekujur tubuh donat yang tengahnya bolong itu menjadi berbalur tepung gula halus.
Hanya sedikit keterangan yang saya dapatkan dari Yati dan Tarsih. Diantaranya, Fresco dimiliki oleh seorang pengusaha kuliner asal Jakarta bernama Hian Heng dan menempati salahsatu stand di Bogor Food Center BTM sejak Juni 2007. Meski demikian, bagi saya sudah cukup, karena citarasa donatnya yang patut diujicoba, layakkah menjadi satu ikon kuliner baru di Kota Bogor.
Ukuran donat Fresco sendiri tidak terlalu besar. Diameternya mencapai 12 centimeter dengan diameter bolongnya sekitar 5 centimeter. Sayangnya, donat yang saya pesan itu tidak dalam keadaan masih bersuhu panas atau hangat. Mungkin, seandainya saya mendapatkan donat yang masih hangat, citarasanya mampu lebih terangkat, karena aroma yang keluar merupakan salahsatu faktor pembangkit selera tersendiri.
Waktunya untuk tes citarasa. Satu buah donat pun saya raih dan langsung digigit. Donatnya cukup lembut, dan teksturnya pun cukup padat. Sambil mengunyah, saya mencari-cari kejutan crispy karena sepanjang yang saya tahu, donat dengan bahan dasar kentang mampu menghadirkan citarasa crispy dalam kunyahannya.
Yang istimewa, citarasa donatnya sangat plain. Donat ala Fresco mungkin memang sengaja dibuat plain dengan citarasa manis yang sangat jauh, supaya rasa tepung gula halusnya dapat terangkat dalam relung rasa. Hal itu yang membuat paduan citarasa donat Fresco ini cukup istimewa. Satu lagi trik yang cukup kreatif, karena donat yang terlalu manis akan membuat rasa menjadi giyung dan bertabrakan dengan rasa manis pembalurnya.
Tak ayal, satu buah donat pun saya lahap habis. Butir-butir halus tepung gula tersisa di sekeliling mulut, lekat mengikuti gerakan kunyahan mulut ini. Selesai kunyahan terakhir, lidah pun secara otomatis mengelap sekeliling bibir, berusaha mengajak serta butiran tepung gula yang tertinggal itu.
Meski disajikan dengan keadaan yang sudah tidak hangat lagi, donat Fresco masih layak dinikmati citarasanya. Salahsatu usaha yang terbaik untuk menikmati donat yang dalam keadaan tak hangat lagi itu adalah dengan memesan segelas kopi hitam panas.
Tentu saja, dengan tatacara tradisional yang sering saya lakukan, yakni mencelupkan sebagian donat ke dalam kopi yang masih mengepul, lalu menyantapnya. Ritual lama itu nyatanya mampu membuat donat Fresco menjadi santapan kuliner yang luar biasa.
Donat Fresco meski belum cukup layak untuk menjadi ikon baru kuliner Kota Bogor namun mantap untuk direkomendasi sebagai jenis menu yang mampu menghadirkan kenikmatan tersendiri asalkan tahu bagaimana cara menikmatinya. Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk menikmati kue yang tidak pernah ada tengahnya itu, sehingga kelezatannya mampu terangkat keluar.
Rudi D. Sukmana
Selasa, 08 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar