Paduan Rasa Sunda dan Eksotik Bali
Bogor, Jurnal Bogor
Kalau sedang jalan-jalan ke Puncak dan terjebak macet, segera geserkan kendaraan anda ke Waroeng Gumati yang terletak di Jl. Raya Gadog No. 591 Bogor. Di tempat itu, anda dapat menenangkan emosi serta mengatasi kebosanan gara-gara kemacetan.
Waroeng yang satu ini memang cukup menarik perhatian, dengan bangunannya yang beratapkan injuk dan air mancur mini yang menghiasi pandangan saat mulai menapakkan kaki. Memasuki lobby, terlihat kolam dan air mancur yang cukup menyejukkan mata. Gemericik air dan semilir angin sepoy pun kian menambah kenikmatan, padahal belum mencicipi makanan sedikit pun.
Diakui Irfan Dadi, supervisor Waroeng Gumati, konsep interior yang diusung ialah minimalis modern dengan paduan etnik Bali. ”Waroeng Gumati merupakan outlet ketiga, setelah Cafe Gumati dan Desa Gumati. Konsep interiornya pun tidak terlampau jauh, hanya saja di sini kami mengandalkan panorama alam yang cukup memukau dan udara yang lebih sejuk,” ungkapnya kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Alumnus Universitas Ibnu Khaldun itu mengatakan, Waroeng Gumati sangat ramai di akhir pekan, namun tidak signifikan penurunannya di hari biasa, sebab lokasinya berada cukup strategis, yakni di Jalur Puncak yang tak pernah sepi kendaraan.
”Hampir 90 persen pelanggan berasal dari luar Bogor seperti Jakarta dan Bandung. Saat weekday pelanggan kami minimal 200 orang dan melebihi 500 orang saat weekend tiba, namun tergantung situasi dan kondisi,” paparnya.
Dikatakan Irfan, sapaan akrab Irfan Dadi, Waroeng Gumati ini terbagi menjadi lima ruangan yaitu ruang kolonial, candi, gazebo, lesehan dan bale. ”Dengan adanya beberapa ruangan itu, pelanggan dapat menikmati pemandangan alam terbuka dari berbagai sudut, sehingga pelanggan tidak merasa jenuh,” ujarnya.
Irfan menambahkan, fasilitas yang disediakan semata-mata hanya untuk memanjakan pelanggan sehingga lebih nyaman dan rileks. ”Kami menyediakan live music di siang hari serta malam hari saat Jumat dan Sabtu,” ucap seraya menambahkan, sebagian besar pelanggan berasal dari kalangan keluarga serta instansi-instansi daerah.
Waroeng Gumati yang beroperasi sejak 1 Juni 2006 itu, menurut Irfan, menyediakan berbagai paket acara dengan kapasitas 500 orang. ”Di sini sudah sering dipakai untuk acara ulangtahun, arisan, meeting sampai pesta pernikahan. Bahkan ketika ada pesta pernikahan, kami mampu menampung hingga 800 orang untuk semi standing party,” kata pria kelahiran Bogor, 2 Juni 1979 itu.
Menu makanan dan minuman yang disediakan Waroeng Gumati itu lebih dari 125 jenis. Untuk makanan, Waroeng Gumati mengandalkan masakan Sunda yaitu menu Timbel Special, Nasi Uduk ala Gumati dan Sop Buntut. ”Kami juga menyediakan Western Food dan Chinesse Food yang tak kalah pamornya, karena ada juga pelanggan yang kurang menyukai masakan Sunda,” terangnya.
Selain itu, lanjut Irfan, Es Kelapa ala Gumati, Strawberry Float dan Gumati Punch merupakan jenis minuman yang paling digemari pelanggan setianya. ”Banyak yang bilang, minuman-minuman itu memiliki rasa yang beda dan jarang ada di tempat makan lain, sehingga ketika pelanggan berkunjung kembali, mereka memesan lagi,” beber pria berzodiak Gemini itu.
Tertarik dengan berbagai jenis makanan dan minuman tadi, akhirnya semua terhidang di atas meja dan membuat saya bingung. Bingung karena bagaimana cara menghabiskan semua makanan dan minuman sebanyak itu seorang diri. Akhirnya saya memutuskan untuk mencicipi sop buntut goreng terlebih dahulu.
Buntut yang digoreng sebelumnya, memang empuk ditambah lagi dengan kuahnya yang masih panas kaya akan bumbu, menambah nafsu makan akibat hujan seharian saat itu. Kurang lengkap jika makan makanan berkuah tidak diiringi perasan jeruk nipis dan sambal yang seuhah, ketika semua sudah tercampur rata, nyam..nyam banget.
Setelah itu, ronde dua saya menyantap seporsi Nasi Timbel Special. Tampilannya cukup beragam yang terdiri dari nasi timbel, ayam goreng, empal goreng, tahu, tempe, lalapan dan sambal ala Gumati. Memang perpaduan yang bikin perut ini harus segera menggeserkan lahan-lahannya agar semua dapat masuk ke dalam tiap senti perut. Benar-benar special rasanya, special juga kenyangnya.
Ronde terakhir ialah Nasi Uduk ala Gumati, walaupun perut saya sudah tidak kuat lagi untuk menampung, namun tampilannya yang memaksa lidah ini untuk segera mencicipi. Mantapnya, nasi uduk ini dilengkapi telor dadar yang lembutnya bukan main. Ajiiiib.
Untuk mengobati dahaga, saya memilih Gumati Punch. hmm...segarnya campuran 12 sari buah seakan melonggarkan perut ini yang sudah sesak dengan segala macam makanan. Akan tetapi, strawberry float dan es kelapa ala gumati pun cukup memberikan pengalaman rasa yang unik sebagai penutup bersantap.
Nasia Freemeta/Julvahmi
Senin, 07 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar