Senin, 07 Juli 2008

Surabi Arab

Menu Segala Rasa, Semua Usia

Bogor, Jurnal Bogor

Aset kuliner Kota Bogor kian beragam dengan kehadiran Surabi Arab di Jl. Pajajaran, Bogor. Tapi jangan terkecoh dengan namanya, karena tempat makan yang satu ini tidak menyajikan Arabian Food. Kata Arab yang digunakan adalah akronim dari Asli Resep Ala Bandung.

“Selain singkatan, kata Arab juga menggambarkan sesuatu yang berukuran jumbo, sebab kebanyakan orang arab berbadan besar. Jangan ngeres lho,” ungkap Imam Widjayanto, owner Surabi Arab kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Dikatakan Imam, Surabi Arab merupakan cabang dari Bandung. “Saya mengelola Surabi Arab bersama sahabat, yakni yang juga dekat dengan owner Surabi Arab di Bandung,” katanya seraya menambahkan, Surabi Arab saat ini bisa menampung sekitar 40 pelanggan.

Tempat makan yang baru dibuka sejak 11 April 2008 itu, kata Imam, menyajikan berbagai modifikasi Surabi yang bisa mengakomodir selera pelanggan, dari anak kecil sampai lansia. “Di sini kami menyajikan surabi dengan berbagai rasa. Mulai dari, campuran oncom yang sangat tradisional, hingga sosis dan mayones yang identik dengan western food,” ucapnya.

Menurut Imam, penataan ruang tempat Surabi Arab berkonsep sesederhana mungkin, supaya tidak terkesan mahal dan mewah. “Dengan konsep minimalis seperti ini, bisa menikmati semilir angin dan udara Bogor yang sejuk. Selain itu, pengunjung yang datang akan merasa seperti di rumah sendiri,” paparnya.

Ariel Priadi, rekanan Imam dalam mengelola usaha Surabi Arab mengatakan, yang membedakan Surabi Arab di Bogor dengan di Bandung adalah kehadiran Surabi Ice Cream. “Saya memodifikasi surabi dengan Ice Cream karena tekstur dan rasa surabi tidak terlalu sulit beradaptasi dengan bahan makanan apapun,” bebernya.

Tempat makan yang menawarkan sekitar 60 menu dengan kisaran harga Rp 2.500 hingga Rp 7.500 itu, lanjut Ariel, dengan waktu singkat bisa mendapatkan tempat di hati pelanggan. “Bahkan saat malam minggu, pelanggan tak henti-henti berdatangan hingga jam satu malam. Akan tetapi, di hari biasa hanya buka sampai jam sepuluh malam,” ucapnya.

Menurut Pria kelahiran Bogor, 6 Maret 1973 itu, pelanggan Surabi Arab terdiri dari berbagai kalangan. Diantaranya pelajar, mahasiswa, karyawan dan keluarga. “Selain pilihan rasanya yang dapat mengakomodir semua kalangan, harga yang ditawarkan juga dapat dijangkau semua kalangan,” terangnya.

Perbincangan di bawah teriknya matahari, membuat tenggorokan kekurangan cairan, namun terobati dengan sejuknya Marqisa Squash. Sengatan soda yang ada di dalamnya memang tak tertandingi jika diminum saat udara panas. Selain itu, kepekatan limun marqisa pun kian memanjakan lidah dan tenggorokan ini.

Diakui Ariel, Marqisa Squash merupakan minuman yang cukup digemari pelanggan. “Tapi tak jarang pelanggan yang juga memesan minuman hangat, seperti Coffemix, Milo atau Nescafe. Apalagi saat cuaca sedang hujan,” jelas Pria yang memiliki hobi mendengarkan musik itu.

Mendekati akhir perbincangan, tersaji Surabi Ice Cream dan Surabi Sosis Mayones. Tampilan Surabi Ice Cream mengingatkan pada satu jenis makanan Eropa, yaitu Wafel. Tekstur surabi yang lembut memang ngeblend banget di lidah.

Sedangkan untuk Surabi Sosis Mayonesnya memang patut diacungi jempol untuk dijadikan menu makan siang. Sebab porsinya yang jumbo cukup memenuhi tempat di perut. Bagi penggemar telur, saya ucapkan selamat, sebab selain mayonaise, rasa telur ceploknya pun cukup mendominasi.

Suami dari Dian Karina Arden itu mengakui, beberapa menu mayones cukup ampuh untuk menggaet pelanggan. “Sebagian besar yang memesannya kawula muda yang datang bersama teman, maupun pasangan,” pungkasnya.

Julvahmi/Nasia Fremeta

Tidak ada komentar: