Senin, 07 Juli 2008

Pisang Kapas dan Degan yang Sarat Manfaat

Bogor | Jurnal Bogor

Sensasi rasa yang mengejutkan indra pengecap, bukan hanya saat merasakan makanan yang mewah dan mahal, namun makanan yang sederhana dan murah pun bisa memberikan pengalaman rasa yang unik.

Hal itu terbukti saat saya bertandang ke tempat kediaman seorang petani bernama Amarudin. Dirinya menyuguhkan pisang rebus dan degan (kelapa muda) yang langsung diambil dari pohonnya.

Sambil menunggu degan dibelah, saya mencicipi pisang rebus dengan bentuknya yang besar seperti pisang tanduk. Namun saat digigit, rasanya berbeda dengan pisang tanduk. Perbedaan yang menonjol terletak pada kelembutan dagingnya yang mudah lumer saat dikunyah. Selain itu, rasanya yang sangat manis tidak memberikan kesan giung di lidah.

Untuk mengobati rasa penasaran, saya bertanya kepada Amay, sapaan akrab Amarudin. ”Ini adalah pisang kapas, selain rasanya yang berbeda, pisang ini juga cukup mengenyangkan, sehingga cocok untuk wanita yang sedang diet,” jawabnya lalu tersenyum.

Lebih lanjut Amay menjelaskan, pisang yang ditanam sepanjang ladangnya itu, tumbuh secara alami. Bahkan tidak menggunakan pupuk yang mengandung zat kimia. ”Saya lebih sreg menggunakan kotoran dan sampah, daripada menggunakan pupuk yang mengandung kimia, sebab dikhawatirkan menimbulkan efek samping. Karena itu, pisang ini juga bisa dibilang pisang organik,” sambungnya.

Selesai menjelaskan tentang pisang kapas, Amay mengambil degan yang sudah dibelah temannya. Degan yang terlihat sudah menguning itu, sangat menggiurkan kaum lelaki. Sebab dagingnya yang kenyal dan belum mengeras diyakini dapat meningkatkan jumlah sperma. ”Apalagi kalau ditambah telur ayam kampung, konon katanya mampu mendongkrak vitalitas loh,” sahut pria penyuka makanan sunda itu.

Meskipun tak dicampur es batu dan gula, ternyata tak mengurangi kenikmatan saat menyeruput air degan yang langsung dari batoknya. Sensasinya hampir seperti minuman bersoda yang dicampur santan. Agak aneh memang, namun ajibnya minta ampun, apalagi ditengah teriknya matahari.

”Degan itu juga sangat berbeda, saya agak lupa jenisnya, yang jelas rasanya memang lain daripada yang lain. Khasiatnya pun banyak, selain untuk kesehatan, degan ini juga baik dikonsumsi ibu-ibu hamil agar persalinannya lancar. Sebenarnya banyak makanan tradisional yang sarat manfaat, dibandingkan makanan kemasan yang sering menimbulkan penyakit,” pungkasnya.

Nasia Freemeta/Julvahmi

Tidak ada komentar: