Senin, 07 Juli 2008

Ayam Bakar Pakuan

Mirah, Ngeunah, tur Beugah

Bogor, Jurnal Bogor

Bagi yang ingin menikmati nasi beras organik dengan ayam goreng atau bakar, langsung saja datang ke tempat ini. Tempat makan yang membawa konsep homy restaurant itu milik Ir. Kusnadi yang menyediakan menu ayam bakar, ayam goreng, ayam remah, tumis kangkung, tempe penyet, singkong keju, jagung manis keju hingga berbagai minuman kesehatan tersedia di tempat itu.

Lokasinya yang berada di Komplek IPB Baranang Siang IV blok B No.4 itu, sangat strategis dan mudah dijangkau. Selain itu, bannernya cukup mencolok mata dengan warna orange menyala, sehingga tempat makan yang bernama Ayam Bakar Pakuan ini tak mungkin dilewatkan.

”Penggunaan kata Pakuan, selain dikarenakan berdomisili di Bogor yang berlatarbelakang Kerajaan Pakuan. Kami juga ingin nama Pakuan dapat menjelajah seluruh penjuru Indonesia,” ungkap Ir. Kusnadi, pemilik Ayam Bakar Pakuan kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Dikatakan Kusnadi, Ayam Bakar Pakuan bisa menampung sampai kurang lebih 30 pelanggan. ”Bahkan ada juga yang menggunakan tempat ini sebagai meeting room, walaupun masih dalam ruang lingkup yang kecil,” kata pria kelahiran Sragen, 4 September 1971 itu.

Menurut Kusnadi, walaupun jumlah menu yang ditawarkan cukup beragam tapi harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal. ”Kisaran harga antara Rp 2.500 sampai Rp 12.000. Sedangkan untuk menu paketan sekitar Rp 8.000 hingga Rp 12.000,” paparnya seraya menambahkan Ayam Bakar Pakuan ingin merangkul semua kalangan sebagai segmentasi yang dibidiknya.

Masih meneruskan pembicaraan, Kusnadi pun memberikan segelas Teh Rosella dan Wedang Secang. ”Minuman ini bagus untuk kesehatan, terutama untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Cuaca saat ini cukup rawan, sehingga daya tahan tubuh perlu ditingkatkan agar tidak mudah sakit,” ucap ayah dua orang anak itu.

Warna Teh Rosella dan Wedang Secang yang merah menyala itu pun saya seruput. Minuman yang disajikan panas-panas ditemani udara sore yang sejuk semakin pas saja untuk menikmatinya. Rasa yang sedikit asem dan manis-manis jambu itu masih bisa dinikmati, walaupun bukan penggemar minuman manis. Khusus untuk wedang secang, rasanya hampir serupa, namun lebih tercium ciri khas akar secang yang sedikit menusuk hidung.

Saat ini, lanjut Kusnadi, usahanya sudah berkembang pesat dengan memiliki franchise di beberapa daerah. ”Hingga kini sudah ada 14 mitra usaha yang tersebar di Bogor, Bandung, Depok dan Bekasi serta luar Jawa,” tutur pria yang memiliki hobi olahraga itu.

Ayam bakar Pakuan yang baru sebulan merambah dunia kuliner Bogor itu, lanjut Kusnadi, menjalin kerjasama dengan Ikatan Motor Besar. ”Bagi seluruh anggota Ikatan Motor Besar akan mendapatkan diskon 15 persen, sehingga diharapkan menjadi pelanggan tetap karena sudah ketagihan dengan makanan di sini,” ujarnya.

Satu porsi ayam goreng pun tersaji dengan asap yang masih mengepul, menandakan bahwa sang masakan masih mengeluarkan amarahnya yang membara. Nasi beras organiknya cukup menarik perhatian saya karena belum pernah mencicipi nasi itu sebelumnya. Warnanya yang begitu putih dengan porsi yang cukup besar membawa tangan saya untuk segera meremasnya.

Pulennya nasi dan aroma yang wangi memang lebih mengenyangkan daripada nasi biasa. Apalagi ditambah dengan sobekan ayam serta colekan sambal bawang yang dicampur sambal terasi matang. Mmmm....pedasnya bikin seuhah, tapi bagi yang kurang suka pedas tinggal tambahkan kecap manis yang sudah disediakan. Citarasa ayam yang khas, bergizi, renyah dengan bumbunya yang meresap sampai ke tulang itu, membuat saya tak rela kalau tidak menghabiskan semua sajian.

Nasia Freemeta/Julvahmi

Tidak ada komentar: