Nah, Ini Baru Namanya Kuah
Bogor, Jurnal Bogor
Yang namanya mie ayam, biasanya memiliki dua citarasa yang berbeda. Mie ayam yang sering ditemukan dan dijual pedagangnya dengan gerobak biasanya dikatagorikan sebagi mie ayam Jawa. Mie jenis ini dapat diketahui dari rasa kuah dan daging ayam olahannya yang dibuat dengan berbagai racikan bumbu dapur, seperti jahe, laos, dan sereh. Sedangkan satu lagi yang umum adalah mie ayam Bangka, dengan rasa yang tidak terlalu kaya bumbu dapur.
Meski tidak semua orang menyukai pesanan mie ayamnya dibanjiri kuah, sebenarnya kunci utama dari rasa mie ayam bukan terletak pada mie atau ayam yang disajikan. Kuah semangkuk mie ayam justru merupakan penentu dasar apakah sebuah hidangan mie ayam baik itu mie ayam Jawa maupun mie ayam Bangka dapat dikatakan berhasil.
Hal itulah yang diperhatikan dari sajian semangkuk mie ayam di Warung Khas Bangka. Tempat makan yang terletak di Jl. Raya Mayjen Ishak Djuarsa No.65 itu, ternyata menyajikan suatu hidangan mie bercitarasa Bangka yang kuahnya sangat mumpuni. Meski kuahnya disajikan terpisah dengan mie yang sudah ditaburi dengan rajahan daging ayam tanpa air seperti yang lazim ada di sajian mie ayam Jawa, sangat sayang bila kuahnya tidak turut diseruput dalam menggali kenikmatan pada semangkuk mie ayam.
Menurut Rita Sundari, pemilik Warung Khas Bangka, tempat yang dikelolanya sudah dibuka sejak Maret 2007 lalu. Hingga saat ini, dikatakannya, banyak pengunjung yang keranjingan dengan citarasa mie, kwe tiau dan miehun ayam ala Warung Khas Bangka. “Kebanyakan pengunjung yang datang ke tempat kami memang penyuka makan mie ayam. Jadi mereka sudah bisa menilai sendiri citarasa mie yang kami sajikan,” ujar Rita kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Aktivitas Rita yang sangat sibuk, memaksa dirinya untuk meninggalkan Jurnal Bogor yang mendatangi tempatnya. Untuk itu, Rita menunjuk salah seorang karyawannya, Tatang Jumena, mewakili ia dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Menurut Mang Ocan, sapaan akrab Tatang Jumena, hakikat rasa mie yang disajikan di Warung Khas Bangka tidak bisa dicicipi sendiri-sendiri. “Kami memasak dalam satu sajian menu yang utuh. Ada mie, lauk-pauknya seperti potongan ayam, bakso, jamur, dan pangsit basah, juga ada sayuran setcin dan kuah. Semua itu jadi padu dalam satu sajian, satu porsi mie ayam komplit,” terangnya lalu tersenyum.
Meskipun demikian, lanjut Ocan, bila ingin mencicipinya secara satu per satu pun boleh dicoba. “Yang dinamakan menu istimewa itu, karena semua unsur yang ada pada menu itu memiliki rasa yang istimewa. Ada satu unsur kecil saja yang tidak istimewa, sudah gugur predikat menu istimewanya,” paparnya.
Sekilas pelajaran rasa pun didapat Jurnal Bogor sampai akhirnya sajian mie ayam komplit yang terdiri dari bakso, pangsit, dan jamur serta segelas es campur dan juice alpukat pun tersaji di atas meja.
Satu porsi mie ayam komplit diberi harga Rp. 9.000, sedangkan es campur dibandrol dengan harga Rp. 6.000 dan juice alpukat Rp. 6.000. Tampilan sajiannya sendiri cukup menarik, meskipun umum. Mungkin karena baru saja discharge tentang hakikat rasa oleh Mang Ocan itu.
Ternyata, apa yang baru saja disampaikan mampu terwujud dalam hidangan itu. Mencicipi satu persatu maupun sekaligus dari satu menu yang telah dibuat itu sangat nyata istimewanya. Mienya sudah memiliki rasa sendiri, rasa yang kental dengan nuansa gurih, kenyal namun lembut. Baksonya pun demikian, begitu empuk dan tanpa hambatan apapun ketika menggigitnya.
Satu per satu masakan yang dicicipi, masing-masing menyuguhkan pengalaman rasa yang berbeda. Pangsit basahnya yang licin menggelosor di tenggorokan, tahu isi baksonya, ayam dan jamurnya pun sarua bae, setcinnya, bawang gorengnya, hingga ke potongan daun bawang, semuanya jadi istimewa. Ajib dan mantab.
Tak ayal, akhirnya semua itu pun dicampur dalam satu mangkuk. Sambil mengaduk-aduk mie itu dengan saus sambal, asap yang keluar mengepul pun asyik ditiup-tiup. Mang Ocan sendiri, sudah sejak tadi meninggalkan meja makan sengaja membiarkan supaya dapat menikmati keistimewaan rasa Warung Khas Bangka.
Selesai satu mangkuk mie ayam komplit, es campur pun mendapat giliran kedua. Semua citarasa manis bercampur menjadi satu sajian es. Potongan lemon, kolang-kaling, cingcau hitam, agar-agar, alpukat, dan rumput laut padu dalam nuansa warna merah yang manis namun tidak keblinger.
Meski mulut ini masih sibuk mengunyah potongan-potongan segar es campur, rasanya nikmat bila dipadu dengan juice alpukat. Nyatanya, juice alpukat yang disajikan di Warung Khas Bangka sendiri memiliki kepekatan yang kental. Rasa susu kental manisnya pun muncul ke permukaan. Sungguh segar.
Dalam segi keistimewaan citarasa, sajian menu yang dihidangkan Warung Khas Bangka memang memiliki reputasi kuliner tersendiri. Warung itu layak untuk direkomendasikan bagi para petualang rasa jati yang hobi pada masakan mie ayam, karena harganya pun sangat terjangkau.
Rudi D. Sukmana
Selasa, 01 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar