Oncom, Sambal, Ayamnya Sampai Tak Bersisa
Bogor, Jurnal Bogor
Persis di samping kampus IPB Baranangsiang, ada satu tempat makan yang menyajikan masakan khas sunda, nasi timbel lengkap dengan sambal, lalapan dan lauknya, seperti, ayam goreng, empal dan hati goreng, serta pepes ikan mas. Tempat itu juga menyajikan sayur asam, bakwan jagung, petai bakar dan petai goreng, sambal gandaria, rempeyek serta berbagai jenis minuman. Nama tempat itu Nasi Timbel M11.
Menurut Ogi Mediansyah, Pemilik Nasi Timbel M11, tempat makan yang dikelolanya beroperasi sudah sejak tahun 2004 lalu. Awalnya ia hanya ingin coba-coba saja berjualan nasi timbel di teras rumahnya. Berkat kerja kerasnya dan promosi dari mulut ke mulut, usahanya berkembang pesat. “Sekarang rumah makan saya yang sederhana ini, alhamdulillah telah bekerja sama dengan beberapa hotel di Bogor. Jadi kalau ada wisatawan domestik atau wisatawan asing yang datang, bisa mampir ke sini,”jelasnya.
Rumah makan yang berlokasi di Jl. Malabar No. 11 Bogor itu, merupakan rumah milik keluarganya sendiri. Disain tempat makan itu, sengaja mengusung konsep sederhana seperti di rumah sendiri. Menurut Ogi, dengan suasana seperti rumah sendiri pengunjung akan merasa nyaman makan di sini. “Di teras ini, pengunjung dapat menikmati turunnya hujan, sambil menyantap hidangan kami,” tambahnya.
Dengan luas tempat makan lebih dari 200 meter persegi dan memiliki karyawan berjumlah 11 orang termasuk juru masaknya, Nasi Timbel M11 buka setiap hari mulai pukul 8.00 sampai pukul 16.00. “Tempat kami ramai dikunjungi pada siang hari. Kebanyakan dari kalangan karyawan dan mahasiswa dekat-dekat sini,” terang Ogi seraya menambahkan, kapasitas maksimal tempatnya dapat menampung 30 orang.
Meski menu yang disediakan tidak lebih dari 50 jenis masakan dan minuman, Ogi mengatakan, sedikitnya 200 piring sehari ludes tandas disantap pengunjung yang bertandang di tempat kami. Kalau akhir minggu dan hari libur, bisa dua kali lipatnya,” terang Ogi.
Harga menu makanan dan minuman yang dibandrol di Nasi Timbel M11 berkisar mulai harga Rp. 1.000 sampai Rp. 15.000. Menu termahal saat ini adalah nasi timbel pepes ikan mas. “Biasanya kami hanya memasak 20 pepes ikan mas saja seharinya, tidak banyak-banyak yang penting habis,” tukas Ogi.
Nasi timbel ayam sendiri dijual dengan harga Rp. 10.000. Sedangkan nasi timbel empal atau paru goreng dibandrol dengan harga Rp. 12.000 per porsi. “Kami juga menyediakan menu soto Bandung yang cukup diminati pengunjung. Harganya Rp. 10.000,” tukas Ogi.
Bakwan jagung, dikatakan Ogi, juga sangat digandrungi pengunjung. “Satu orang pengunjung biasanya membeli lebih dari 20 bakwan jagung dan dibawa pulang,” terang Ogi.
Dari semua menu yang disediakan, Ogi menjelaskan, tempatnya juga membuat sejenis es krim yang diberi nama es potong Bandung. Es potong yang mirip es lilin itu, memiliki rasa yang nyata tanpa essens. “Es potong Bandung di tempat kami, ditawarkan dalam enam rasa, yaitu rasa kelapa, kacang hijau, strawberry, anggur, sirsak, dan rasa durian dengan harga Rp. 2.500,” paparnya.
Nasi timbel ayam goreng sebagai menu favorit, dipersiapkan cukup lama juga. Kira-kira sekitar limabelas menit kemudian porsi itu pun tersaji di meja makan. Mungkin, karena pada waktu dikunjungi Jurnal Bogor, situasi tempat makan itu tampak sangat ramai.
Ternyata selain satu porsi nasi timbel dengan lauk ayam goreng, tempe dan tahu goreng, lalapan pun dihidangkan dengan sambal goreng dan sambal oncomnya. Sungguh suatu hidangan khas Sunda yang membangkitkan selera makan.
Cuaca mendung yang beberapa hari ini menghias Kota Hujan dan membuat udara menjadi dingin, semakin menambah selera menyantap gulungan nasi, yang dicocol dengan suwiran lauk-pauk dan sambal gorengnya. Sesekali, sambal oncom yang bertabur buah leunca pun disenduk dengan daun selada.
Rasa sambal goreng dan sambal oncomnya sendiri tidak terlalu seuhah untuk ukuran lidah saya. Tetapi, pedasnya cukup ngagegel pada perkenalan pertama. Rasa pedas yang membuat ingin lagi dan lagi melalap daun segar beserta para sambalnya itu.
Selesai ludes tandas, nasi timbel ayam benar-benar tidak bersisa. Sambal gorengnya dan sambal oncomnya pun digado dengan daun lalapan. Terus, hingga akhirnya sambal itu pun habis juga seperti nasi timbel. Nasi timbel, sambal goreng, sambal oncom, dan ayam gorengnya pun habis tak bersisa.
Sebagai dessert, sebuah es potong Bandung rasa durian pun nikmat dirasakan. Gigitan demi gigitan pada es potong itu mampu membawa hawa dingin pada tubuh. Nasi timbel M11 memang cukup layak direkomendasikan sebagai salah satu tempat kuliner yang menawarkan rasa istimewa di Kota Bogor.
Rudi D. Sukmana/Hutami Pudya Mulyani
Senin, 31 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar