Sensasi Ayam Bakar Buitenzorg
Bogor, Jurnal Bogor
Siapa yang dapat menyangka di Rahisa Restaurant ternyata tersedia satu menu yang memiliki citarasa berkelas internasional? Restoran yang berada di dalam Sahira Butik Hotel Jl. Paledang No.53 Bogor itu, sebenarnya dibuka bukan hanya untuk pengunjung yang menginap di hotel saja.
“Rahisa Restaurant sebenarnya dibuka untuk umum. Siapa saja boleh menikmati hidangan yang kami sediakan. Hanya saja, mungkin masyarakat sudah ‘keder duluan’ dengan predikat restoran hotel yang kami sandang,” ujar Dini Dewayani, Food & Beverage Manager Sahira Butik Hotel kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Dikatakan Dini, Rahisa Restaurant yang resmi beroperasi seiring dengan beroperasinya Sahira Butik Hotel delapan tahun lalu, menyediakan menu-menu istimewa yang memiliki harga sangat bersaing dengan salah satu kafe megah terdekat. “Dari harga dan rasa menu masakan yang kami hidangkan, banyak pengunjung tempat kami yang mengatakan, selain rasanya lebih enak, harganya pun lebih murah,” tukasnya.
Luas area makan resto itu, lanjut Dini, lebih dari 40 meter persegi. Letaknya yang bersebelahan dengan kolam renang, menjadikan Sahira Restaurant berpenampilan elit dan memiliki kesegaran udara langsung, tanpa alat pendingin suhu. Tempat duduk yang tersedia di area makan berjumlah 48 kursi, yang ditata sedemikian rupa sehingga menampilkan kesan mewah.
Meski menu yang disediakan tidak lebih dari 100 jenis masakan dan minuman, Dini mengatakan, para awak dapur resto itu mampu meracik masakan yang dipesan oleh pengunjung. “Chef kami, Adli Bawazir sudah berpengalaman internasional lebih dari 10 tahun di bidang kuliner,” jelasnya.
Dini juga mengatakan, harga menu makanan dan minuman yang dibandrol di restonya berkisar mulai harga Rp. 10.000 sampai Rp. 25.000 untuk menu-menu minuman, dan Rp. 13.000 sampai Rp. 70.000 untuk menu-menu makanan. “Menu minuman termahal mocktail, sedangkan menu makanan termahal yaitu steak daging sapi impor,” paparnya.
Sebagai tempat untuk menikmati santapan lezat, sudah tentu hotel menawarkan suasana yang nyaman untuk disinggahi dan melepas lelah, tidak terkecuali Rahisa Restaurant. Dalam malam-malam tertentu, resto itu pun menampilkan seorang pianis yang menemani pengunjung bersantap malam dengan alunan lagu-lagu instrumental. “Pengunjung yang ingin bernyanyi, bisa langsung menaiki panggung dan akan diiringi oleh pianis kami,” papar Dini.
Saat ini, resto itu pun dilengkapi dengan fasilitas Wi-Fi, yaitu fasilitas berinternet tanpa kabel. Pengunjung yang singgah ke tempat itu dan membawa lap top, dapat langsung menggunakan internet sambil menikmati menu-menu yang disuguhkan.
Menu makanan yang menjadi favorit pengunjung Sahira Restaurant, dikatakan Dini, adalah sop buntut dan ayam bakar Buitenzorg. Ayam bakar Buitenzorg sendiri merupakan menu hasil inovasi dan kreasi para kru dapur resto itu. “Menu itu mirip ayam taliwang, tetapi bumbu-bumbunya jauh berbeda,” tukasnya.
Sensasi rasa yang hadir dari menu ayam bakar Buitenzorg sendiri, ternyata sangat luar biasa. Daging ayamnya sangat empuk, matang hingga ke dalam. Ada nuansa rasa pedas yang hadir akibat proses pengolahan menu itu.
Bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan terasi yang diaduk jadi satu, lalu dicampur dengan air kelapa dalam proses pengungkepan ayam membuat bumbu meresap hingga ke dalam tulang. Terlebih lagi, setelah pengungkepan, ayam dibakar dalam oven sehingga mampu menghadirkan citarasa sensasional. Sebuah sajian menu yang nyegrog selera.
Sebagai sajian kuliner, menu hasil inovasi itu layak untuk dijadikan satu dari sekian banyak masakan tradisional khas Buitenzorg. Dengan harga Rp. 30.000 ++ per porsi menu itu sangat layak direkomendasikan. Bahkan, bila perlu resep rahasia peracikan menu itu disebarluaskan, sehingga banyak penjual makanan yang menghidangkan menu Ayam Bakar Buitenzorg di berbagai tempat di Kota Bogor.
Untuk menu minuman, favorit pengunjung banyak memesan ice juice, terutama ice orange juice. Rasanya sendiri cukup umum, namun minuman seharga Rp. 16.000 ++ itu sangat harmonis sebagai penutup dari hidangan ayam bakar buitenzorg.
Rudi D. Sukmana
Senin, 31 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar