Bogor, Jurnal Bogor
Mendekati Valentine’s Day, buah yang satu ini banyak dicari para pecinta yang memanfaatkan momentum hari itu untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Bentuk buah ini yang unik seperti hati merah menyala bila telah matang, menjadikan strawberry ditempatkan sebagai simbol buah cinta, mengungguli buah-buah lain, misalnya apel.
Konon, pada zaman Yunani kuno, buah ini sudah resmi diangkat menjadi lambang dewi cinta, karena keberadaannya. Strawberry dianggap memenuhi kriteria warna, rasa, bentuk, dan khasiat yang sangat dibutuhkan tubuh. Hal itu membuat buah ini menjadi terkenal, dan dibudidayakan sejak abad 13. Strawberry sendiri memiliki rasa manis asam dan mampu membangkitkan kesegaran tubuh.
Sebagai tanaman buah herba yang rata-rata memiliki 200 biji kecil per satu buahnya, strawberry memiliki lebih dari 700 macam jenis. Dengan nama Latin Fragaria, nama itu berkaitan dengan ‘fragrance’ atau aroma. Nama strawberry sendiri konon berkaitan dengan ‘straw’ alias merang, yang dipakai untuk mengalasi buah berry berwarna merah itu.
Salah satu jenis spesies strawberry, Fragaria chiloensis L, menyebar ke berbagai negara di benua Amerika, Eropa dan Asia. Spesies yang lainnya yaitu Fragaria vesca L, bahkan penyebarannya lebih luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis strawberry ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
Warna merah pada strawberry matang disebabkan pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan tinggi. Antioksidan, berarti memiliki khasiat yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, strawberry memiliki kandungan nutrisi, kaya serat, rendah kalori, dan mengandung vitamin C, folat, potassium, serta asam ellagic.
Menikmati buah strawberry, seakan menikmati rasa hati sang dewi cinta. Apalah artinya rasa manis dan asam yang dihadirkan, karena rasa segar ternyata lebih dibutuhkan tubuh. Kesegaran yang didapat dari segudang khasiat yang terkandung dalam strawberry, sebagai hadiah penuh cinta dari sang dewi cinta yang ada dalam diri kita, untuk kesehatan tubuh kita sendiri.
Rudi D. Sukmana
Senin, 31 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar