Gelitik Rasa Tahu Unik
Bogor, Jurnal Bogor
Sebuah kios menarik berdiri di satu lokasi di Jl. Veteran Bogor. Kios yang mirip seperti kios penjaja kebab doner itu, dari penandanya menjual satu jenis kuliner yang cukup baru di Kota Bogor, namanya Tahu Brintiiik. Kuatnya daya tarik yang disajikan kios Tahu Brintiiik itu membuat saya menyetop angkot yang saya naiki dan segera menghampiri tempat itu.
Setelah mengutarakan maksud dan tujuan kepada seorang penjaga kios, dia mengatakan tidak bersedia untuk diliput karena baru satu bulan mangkal di tempatnya sekarang. Meski demikian, lelaki penjaga kios itu menyarankan saya untuk mendatangi satu lagi kios Tahu Brintik yang berada di Jl. Pengadilan, karena menurutnya di sana merupakan kios pertama dan tempatnya hanya sebagai cabang dari kios yang terletak di seberang gedung sekolah Regina Pacis itu.
Tambah penasaran, saya segera menuju ke tempat yang dimaksud. Kios Tahu Brintiiik yang berada di Jl. Pengadilan ternyata berjejeran dengan kios-kios yang menjajakan beragam kuliner lain, dan merupakan tempat jajan bagi para pelajar sekolah terkenal di Kota Bogor itu.
Udin Khaerudin, penjaga kios Tahu Brintiiik yang berada di Jl. Pengadilan pun mengatakan kesediaannya untuk diliput. “Kios ini baru dibuka sejak lima bulan lalu,” ujar Udin yang asli Temanggung, Jawa Tengah itu.
Dikatakan Udin, tahu brintik merupakan jenis kuliner baru sebagai hasil modifikasi dari berbagai jenis kuliner tahu goreng yang telah ada. “Dinamakan tahu brintik, karena tahunya dipotong-potong keci berukuran stik seperti french fries,” ujarnya.
Udin pun mengangkat bahunya, ketika ditanyakan apakah tahu brintik merupakan satu modifikasi terbaru dari tahu brontak yang sudah sangat populer itu. “Mungkin saja begitu. Tapi, tahu brontak itu adalah tahu isi, tahu yang ada isinya. Tahu brintik bukan tahu isi,” tukasnya.
Kios Tahu Brintiiik dikatakan Udin dimiliki oleh Rosa yang tinggal di komplek Kehutanan Ciomas. Usaha itu, lanjutnya, merupakan usaha franchise yang dibeli hak usahanya dari pameran franchise beberapa waktu lalu di Jakarta. “Tahu Brintiiik aslinya berasal dari Surabaya,” tutur Udin.
Menu yang disediakan kios Tahu Brintiiik, menurut Udin, ditawarkan dalam lima pilihan, yaitu Tahu Crispy Petis, Tahu Crispy Balado, Tahu Isi Udang, Tahu Stik Keju Mayo ukuran S, dan Tahu Stik Keju Mayo ukuran L. “Tahu Crispy Petis dan Tahu Crispy Balado harganya Rp 5.000 per 10 biji. Tahu Isi Udang dijual dengan harga Rp 10.000 per 10 biji, sedangkan Tahu Stik Mayo S Rp 3.000 dan Tahu Stik Mayo L Rp 6.000,” paparnya.
Udin juga mengatakan, kios yang turut dikelolanya dibuka setiap hari kecuali Minggu. “Setiap hari kios ini dibuka mulai jam 10.00 sampai 17.00,” ujarnya seraya menambahkan, untuk hari libur kiosnya tutup karena memang membidik pangsa pasar pelajar sekolah Regina Pacis.
Keistimewaan tahu brintik, imbuh Udin, terletak pada rasanya yang manis, asin, pedas, garing, dan renyah. “Kami menggunakan tahu Sumedang asli yang tiap hari didatangkan langsung dari Kota Sumedang. Bahkan bumbu petisnya pun asli didatangkan dari Kota Surabaya,” katanya.
Setiap harinya, Udin mampu menjual 40 mangkuk kecil tahu brintik yang berharga Rp 3.000 dan 15 kotak besar tahu brintik yang berharga Rp 6.000. “Pelajar sangat menyukai Tahu Stik Mayo, karena rasanya sangat unik,” ungkapnya.
Tertarik dengan citarasa yang disuguhkan kuliner jenis baru itu, saya pun memesan dua rasa tahu brintik, yaitu Tahu Stik Mayo dan Tahu Crispy Balado. Dengan sigap, Udin pun meracik tahu Sumedang yang direndam dalam air berbumbu. Setelah disiangi, tahu itu dibalur dengan adonan tepung.
Tahu pun kemudian dimasukkan ke dalam genangan minyak goreng panas. Dalam waktu tidak terlalu lama, tahu pesanan saya telah tersaji dengan penampilan yang mampu membangkitkan selera kuliner ini. “Tahu brintik paling enak dinikmati ketika masih hangat-hangat panas,” kata Udin sambil menyuguhkan tahu hasil olahannya.
Tanpa menunggu lagi, mulut ini pun akhirnya mengap-mengap karena mengunyah potongan tahu yang masih bersuhu panas itu. Saus baladonya semakin menambah rasa panas di mulut dan mampu menghadirkan bulir-bulir keringat di sekitar kening. Untuk citarasa, tahu brintik cukup istimewa. Meski sudah ditambah dengan berbagai bumbu, rasa gurih khas tahu Sumedangnya masih timbul dari suguhan itu.
Sebagai satu jenis kuliner baru, tahu brintik sangat berpotensi menjadi penantang utama tahu brontak. Gelitik rasa yang ditimbulkan tahu brintik itu sendiri, menurut saya akan semakin menjadi bila tahu brintik itu dinikmati ketika hujan rintik.
Rudi D. Sukmana
Minggu, 04 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar