Nikmati Rasa Istimewa Sambil Beramal
Bogor, Jurnal Bogor
Saat menelusuri Jl. Pandu Raya, terlihat satu bangunan unik yang menarik perhatian. Bangunan berbentuk saung dan beralaskan kerikil itu, bernama Rumah Jajan. Pengelola Rumah Jajan Evi Kurniaari mengatakan, bangunan tersebut sudah berdiri sejak dua bulan lalu, tepatnya 11 Februari 2008. “Rumah Jajan merupakan tempat beraneka macam jenis makanan, dari mulai makanan berat, cemilan hingga minuman seperti coffee dan aneka juice,” ujar Evi kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Dikatakan Evi, Rumah Jajan memiliki konsep seperti pujasera (pusat jajanan serba ada), agar bisa menampung dan memberdayakan masyarakat yang memiliki kemampuan di bidang kuliner. “Saat ini, kami sudah menyediakan beberapa counter, diantaranya de’press, BAZZ Burger, Ocha Bento, Singkong Keju dan Fried Chicken 99,” ungkapnya.
Tempat makan yang digandrungi kalangan pelajar dan karyawan itu, lanjut Evi, merupakan salah satu program Yayasan Ta’awun Kemanusiaan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Bangunan Rumah Jajan sengaja berbentuk saung agar mencerminkan suasana rumah yang sesungguhnya, dan tidak terkesan mahal sesuai namanya,” ujar Evi seraya menambahkan, Rumah Jajan membuka peluang franchise bagi kalangan yang berminat.
Selain menikmati makanan yang disediakan, lanjut Evi, pelanggan juga bisa menghabiskan waktu dengan membaca berbagai jenis buku. “Kami juga menyediakan fasilitas perpustakaan yang dinamakan Lebah Kecil, yang bukunya bersumber dari sumbangan para donatur melalui program Dulang Buku. Bukan itu saja, pelanggan juga bisa beramal karena 2,5 persen dari pembayaran disalurkan sebagai zakat kepada anak binaan yang berada di bawah naungan yayasan,” katanya.
Tempat makan yang menyediakan 25 jenis makanan dan minuman dengan kisaran harga Rp 2.000 sampai Rp 15.000 itu, setiap counternya memiliki menu andalan seperti, BAZZ Burger, Misterblek’s Coffe, ayam bakar de’press dan bakso gulung. “Walaupun harga yang ditawarkan cukup murah, namun memberikan citarasa istimewa,” ucap perempuan kelahiran Madiun, 11 Februari 1970 itu.
Sementara itu, pemilik counter de’press Elvira Agustin R mengatakan, proses pengolahan masakan counter yang dikelolanya, selalu mengutamakan kebersihan dan kualitas bahan baku. “Kami juga mengandalkan bumbu yang diwariskan turun temurun,” ujar Elvira.
Elvira menambahkan, sebelum dibakar atau digoreng, ayam hasil olahannya terlebih dahulu melalui proses presto supaya empuk dan lunak. “Sambalnya pun disajikan dalam dua jenis, yaitu sambal merah dan hijau yang berasal dari cabe rawit, tomat dan bawang,” papar wanita kelahiran Lhokseumawe, 23 Agustus 1969 itu.
Vira, sapaan akrab Elvira Agustin R juga mengatakan, setiap Sabtu dan Minggu, de’ press buka dari jam tujuh pagi karena di lingkungan sekitar banyak yang berolahraga atau sekedar jalan-jalan pagi. “Khusus menu weekend, kami menyediakan bubur ayam de’ press yang memiliki ciri khas pada bumbu yang digunakan, yakni dengan mencampur rempah-rempah asli Indonesia, sehingga memberikan pengalaman rasa yang unik bagi para pelanggan,” terangnya.
Sembari melanjutkan pembicaraan, tersaji seporsi ayam bakar dan ayam goreng yang diiringi sayur asem dan sayur lodeh. Tampilan yang memikat, memaksa mulut ini untuk mencicipinya. Manisnya olesan kecap dan asinnya margarin merasuki daging ayam yang gurih itu. Belum lagi, mantapnya kuah santan sayur lodeh menambah padupadan rasa si daging ayam.
Belum puas mulut ini mengecap kenikmatan, sepiring gado-gado siram muncul di permukaan meja. Bumbunya yang terlihat menggoda dan sayuran segar di dalamnya menggerakkan tangan ini untuk menghantarkannya ke seluruh penjuru indra pengecap. Kelembutan telur rebus dan empuknya kentang melengkapi kelezatan yang terlahir dari setiap suapan.
Meski mulut ini masih sibuk mengunyah irisan-irisan sayuran, rasanya nikmat bila ditemani segelas Misterblek’s rasa Cappucino. Nyatanya, cappucino yang disajikan tak kalah dengan produk dari kedai kopi berbintang. Kepekatan rasa yang ditimbulkan semakin memanjakan kerongkongan ini.
Nasia Freemeta I
Minggu, 04 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar