Bogor, Jurnal Bogor
Lapangan Sempur merupakan lapangan kebanggaan warga Kota Bogor. Di lapangan itu, beragam kegiatan dan aktivitas warga terwakili, baik olahraga, pentas seni, hingga politik. Bagi saya, lapangan Sempur setidaknya saya kelilingi dua hingga tiga kali di hampir setiap Minggu pagi, karena memang pada Minggu pagi, lapangan itu berubah menjadi tempat keramaian.
Pembaca yang belum pernah mengalami, silakan mendatangi lapangan Sempur di Minggu pagi. Pada hari itu, sejak pukul 4.30 lapangan Sempur sudah mulai ramai dengan para pedagang yang menggelar berbagai jenis barang dengan berjejer mengelilingi pinggir lapangan. Mirip suasana sekatenan di Yogyakarta.
Warga yang datang pun, tidak semuanya berniat untuk berolahraga pagi. Bahkan, mungkin lebih banyak yang sekedar jalan-jalan mengelilingi lapangan sambil matanya tak lepas menatap beragam barang yang dijual pedagang. Diakui, dengan melihat barang jualan, tak terasa telah satu hingga dua putaran diri ini mengelilingi lapangan Sempur.
Di hari biasa, lapangan Sempur tak seramai seperti Minggu pagi. Meski demikian, lapangan Sempur tak pernah sepi dengan para penjaja makanan. Beraneka jajanan konvensional tersedia di lapangan itu, seperti bakso, mie ayam, lontong sayur, ketoprak, hingga sate ayam.
Selain itu, para penjual minuman pun setiap hari berdatangan dan mangkal di lapangan Sempur sebagai pilihan bagi warga yang singgah di tempat itu. Tak kurang dari pedagang es krim, es cendol, dan penjual minuman botol menawarkan jualannya.
Kebanyakan penjual membuka dagangannya di pinggir sebelah timur lapangan Sempur yang memang lokasinya sangat strategis. Selain berada di bawah pohon-pohon besar yang rimbun dan teduh, tempat itu dilalui jalan beraspal yang cukup ramai dilalui berbagai kendaraan.
Sebagai lapangan yang sering digunakan berbagai pihak untuk mengadakan kegiatan yang mampu mengundang banyak warga Bogor untuk hadir, tentu saja para penjaja kuliner itu memiliki banyak peluang untuk mengais rejeki.
Agung, seorang karyawan yang tengah menyantap ketoprak mengatakan, hampir setiap hari ia makan siang di lapangan Sempur, karena kantor tempatnya bekerja berjarak cukup dekat. “Selain rasanya lumayan, harganya murah meriah, juga banyak pilihan sehingga membuat saya tidak cepat bosan,” tandasnya.
Rudi D. Sukmana
Minggu, 04 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar