12 Tahun Bercitarasa Istimewa
Bogor, Jurnal Bogor
Tak banyak rumah makan di Kota Bogor yang mampu mempertahankan eksistensinya dan tetap digandrungi para pehobi kuliner hingga lebih dari satu dasawarsa. Salah satu tempat makan yang termasuk dalam kelompok itu adalah Rumah Makan Saung Kuring, yang telah dibuka sejak 1 Desember 1996 lalu.
Rumah makan yang berlokasi di Jl. Sholeh Iskandar No.9 Bogor itu, selain mengandalkan pelayanan yang prima, juga selalu menjaga stabilitas citarasa dan kreativitas menu sebagai poin penting dalam mempertahankan pelanggan setianya.
Dikatakan pemilik Rumah Makan Saung Kuring Mulyadi, tempat makan itu sangat memprioritaskan pelayanan kepada pelanggan atau siapapun yang berkunjung. “Kami percaya, image yang baik merupakan salah satu daya tarik untuk mendatangkan pelanggan,” ungkapnya kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Mulyadi menuturkan, ketika ada keluhan mengenai makanan yang dipesan, Saung Kuring langsung menangani dan memberikan diskon atau menggratiskan makanan tersebut. Hal itu justru menjadi aset bagi usaha yang dijalankannya, bukan sebagai beban.
”Kami memberikan pelayanan khusus bagi rombongan yang datang untuk merayakan ulangtahun dengan menyajikan mie goreng dan es campur secara cuma-cuma bagi yang berulangtahun,” ujar pria berzodiak Sagitarius itu.
Suasana dan disain interior Saung Kuring, diyakini Mulyadi, dapat menimbulkan rasa kangen di hati pelanggan untuk berkunjung kembali. ”Alunan musik tradisional dan gemericik air, serta lesehan di atas kolam menciptakan kenyamanan tersendiri yang membuat pelanggan betah menghabiskan waktunya di sini,” papar ayah dari Tiffany itu.
Meski kerusakan jalan dan pembangunan underpass Jl. Sholeh Iskandar mengakibatkan penurunan jumlah kendaraan yang melintas, diungkapkan Mulyadi, rumah makan yang memiliki 45 karyawan itu tidak mendapat dampak yang signifikan. ”Hingga saat ini, tidak terjadi pengurangan jumlah pengunjung di tempat kami,” terangnya.
Mulyadi juga mengatakan, faktor kebersihan merupakan prioritas utama Rumah Makan Saung Kuring. “Kami menyediakan kemoceng di setiap sudut ruangan, dan menjadikan semua pramusaji sekaligus sebagai cleaning service. Sebab kebersihan merupakan salah satu faktor penting bagi kami,” jelas pria kelahiran Bogor, 18 Desember 1962 itu.
Suami dari Sesiliawati itu juga mengungkapkan, saat akhir pekan Rumah Makan Saung Kuring menyuguhkan fasilitas live music dari berbagai band lokal berkualitas. ”Selain itu, tempat kami juga dilengkapi playground, mushola dan delapan paviliun bagi pelanggan yang mengutamakan privacy,” katanya seraya menambahkan rumah makan yang dikelolanya memiliki kapasitas 450 tempat duduk.
Rumah makan Sunda yang menyediakan sekitar seratus menu pilihan dengan kisaran harga mulai dari Rp 3.000 sampai Rp 63.000 itu, dapat mendatangkan pelanggan hingga seribu orang di akhir pekan dan setengahnya di hari biasa. ”Mayoritas pelanggan berasal dari wilayah Jabodetabek, dan kebanyakan dari mereka menyenangi masakan gurame bakar atau goreng dan sop buntut yang ditemani es mangga muda,” ucap pria yang memiliki hobi travelling itu.
Di tengah-tengah perbincangan, akhirnya apa yang dinantikan pun terwujud juga, ketika satu hidangan tersaji di atas meja. Satu menu gurame bakar yang disajikan dengan penampilan cantik itu, mampu menerbitkan air liur ini. Ternyata, tak hanya aromanya, citarasa yang disuguhkan pun sangat istimewa.
Daging gurame bakar yang lembut itu, begitu mudah terlepas dari tulangnya. Menjadikan suap demi suap gurame bakar itu mampir ke dalam mulut dengan lahap dan langsung dilumat gigi ini dengan penuh semangat. Bumbu yang telah meresap ke dalam daging ikan, menciptakan satu kenikmatan yang tak terlupakan.
Setelah seporsi gurame bakar ludes tandas, udang goreng tepung langsung meluncur ke mulut yang masih penasaran ini. Pada saat gigitan pertama, krekes tepung udangnya terdengar renyah. Kelembutan udang langsung mencuat ke penjuru alat ecap ini, lalu melumer dalam lumatan. Benar-benar pengalaman rasa yang unik. So crispy.
Setelah rasa kaget yang timbul akibat tendangan rasa dua jenis masakan itu, kesegaran es mangga muda pun mengguyur tenggorokan yang sempat meradang meminta kesejukan. Sari dari buah mangga itu, mampu mengikis dahaga di tengah-tengah udara malam yang cukup gerah pada saat itu. Tidak hanya itu saja, irisan mangga muda yang melengkapi kepekatan rasa masam buah itu, mampu membangkitkan sensasi citra kesejukan tersendiri.
Rudi DS/Nasia FI
Minggu, 04 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar