Bogor, Jurnal Bogor
Pisang dilihat dari cara mengkonsumsinya dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah pisang matang, seperti pisang ambon, pisang raja, pisang susu, dan pisang lampung. Sedangkan plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah diolah terlebih dahulu, seperti pisang kepok, pisang tanduk, pisang siam, dan pisang uli.
Pisang uli merupakan salah satu jenis pisang raja yang sangat cocok diolah menjadi berbagai sajian menu. Dikukus, digoreng, dipanggang, atau dibuat kolak, pisang uli mampu mempertahankan rasa manis pisang yang sangat disuka. Bahkan, mayoritas tukang gorengan memakai jenis pisang ini untuk dijajakan, karena harganya pun sangat terjangkau. Pisang uli pun tetap nikmat bila hanya dimakan begitu saja.
Salah satu inovasi kuliner yang sudah umum dijumpai dari racikan buah pisang adalah pisang keju. Berbahan buah pisang uli matang yang dipanggang, pisang pun disajikan dengan menambahkan potongan atau parutan keju cheddar. Citarasa manis buah pisang berpadu dengan citarasa gurih keju, memang menawarkan suguhan rasa yang berbeda dengan rasa bahan awal menu itu.
Solikhin, seorang penjual pisang keju doger atau dorong gerobak mengatakan, ia sudah menjajakan jenis kuliner satu itu yang biasa disajikan di kafe-kafe secara berkeliling sejak dua tahun lalu. “Saya memakai buah pisang uli untuk menyajikan olahan menu pisang yang saya jual,” ujar Solikhin kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Ditambahkannya, buah pisang uli dipilih karena sangat cocok untuk dipanggang. “Saya sudah mencoba dengan jenis pisang lain, tapi yang cocok dengan lidah kebanyakan orang Indonesia cuma pisang uli. Karena dipadu dengan rasa lain, seperti coklat dan keju,” terangnya.
Dikatakan Solikhin, ia menawarkan menu pisang panggang yang disajikan dengan beberapa pilihan, seperti butiran coklat mesis dan parutan keju. “Untuk pelajar, saya menjual Rp 2.000 seporsi, sedangkan untuk umum saya pasang harga Rp 3.000 seporsinya,” ungkapnya.
Sehari-harinya, Solikhin biasa mangkal di depan SMPN 1 Bogor Jl. Ir. H. Juanda. “Tiap hari saya mulai berjualan pukul 9.00. Kalau belum habis dibeli pelajar, saya berkeliling sampai menjelang Maghrib,” tuturnya. Dalam sehari, Solikhin membutuhkan dua tandan pisang uli yang dapat membuat lebih dari 50 porsi. “Hasilnya mampu membiayai kebutuhan saya sehari-hari dan dapat saya kirim ke kampung,” ujar bapak dua anak yang berasal dari Garut itu.
Rudi D. Sukmana
Minggu, 04 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar