Sop Buah Yoghurt, Segar Hingga Tetes Terakhir
Bogor, Jurnal Bogor
Pada awalnya Rumah Makan Rindu Bogor yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman 14 Bogor, tepat di seberang sebuah pohon beringin besar itu bernama Rumah Makan Lo Mie Medan yang beroperasi sejak 2000. “Tiga tahun lalu, rumah makan ini berganti nama menjadi Rumah Makan Rindu Bogor,” ungkap Lidya Kasit, pemilik Rumah Makan Rindu Bogor kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Dikatakan Lidya, embrio usaha rumah makannya berawal dari usaha Guest House yang sering menerima turis asing menginap. Seiring dengan kondisi ekonomi makro yang terpuruk, usaha keluarga itu pun berubah menjadi rumah makan.
“Pada waktu masih bernama Lo Mie Medan, tempat makannya hanya menempati bagian depan saja. Saat ini, kami menambah ruangan hingga ke lantai atas, sebagian besar berupa lesehan yang disenangi mayoritas tamu kami,” jelas istri dari Andi Kasit itu.
Menurut Lidya, Rindu Bogor yang mampu memuat 100 tamu itu, sering digunakan sebagai tempat berkumpul arisan, ulang tahun, dan pertemuan kedinasan. “Untuk pesta pernikahan, kami hanya melayani pesanan masakannya saja hingga 500 orang,” ujar ibu dari dua anak itu.
Menu yang disediakan di rumah makan itu, imbuhnya, tidak lebih dari seratus jenis makanan dan minuman. Di tempat itu tidak mengkhususkan pada masakan tradisional tertentu, hanya saja menu masakan khas Sunda lebih banyak ragam pilihannya. “Kami menyediakan menu berdasarkan mayoritas pengunjung yang kebanyakan masyarakat Sunda,” tukas Lidya.
Lidya juga menuturkan, konsep yang diusung Rindu Makan adalah rumah makan atau restoran yang membidik segmentasi keluarga dan kalangan muda. Namun, rumah makannya, juga sering dikunjungi para karyawan yang bersantap siang. “Tempat makan kami juga sering disinggahi para turis mancanegara yang sedang melancong di Kota Bogor, mereka menyukai rasa sajian menu-menu kami,” tukasnya.
Menu-menu andalan Rumah Makan Rindu Bogor yang juga sangat digandrungi para pelanggan, menurut Lidya, adalah nasi timbel dan ikan bakar. Selain menu unggulan itu, sate sapi bumbu manis, sop iga bakar, sop ikan asam pedas, dan sop buah yoghurt merupakan menu-menu yang banyak dipesan pengunjung resto itu.
Sate sapi bumbu manis yang dibandrol Rp 19.500, dijelaskan Lidya, mirip seperti sate marangi namun dengan bumbu yang berbeda. Sate itu menggunakan bumbu kacang halus seperti bumbu kacang pada sate Madura. “Sate sapi bumbu manis, dagingnya sangat empuk. Bahkan, nenek-nenek pun dapat menikmatinya, karena dagingnya berasal dari has dalam pilihan,” jelas Lidya seraya menambahkan, satu porsi sate sapi bumbu manis terdiri dari tujuh tusuk.
Sedangkan sop ikan asam pedas yang memiliki harga Rp 14.000 dan Rp 16.000, dikatakan Lidya, berbahan ikan nila dengan dua pilihan ukuran dan harga. Satu mangkuk sop ikan dengan kuah berwarna merah itu, memuat satu ekor ikan nila berukuran 3 ons dan 4 ons yang dipotong menjadi dua bagian. “Rasa asamnya berasal dari asam glugur, yaitu asam khas Medan yang berbentuk gepeng seperti jamur dan ditambah dengan daun mint dan kecomprang,” paparnya.
Resto yang memiliki karyawan sebanyak 8 orang termasuk dua orang juru masak, yaitu Trisna dan Neni itu, memang menyuguhkan suasana bersantap yang nyaman. Dengan dua pilihan tempat makan, lesehan dan duduk, pengunjung bisa memilih sendiri tempat yang disukainya. “Kebanyakan pengunjung memilih tempat lesehan di ruangan belakang, karena memiliki panorama Gunung Gede dan Sungai Ciliwung,” ungkap Lidya.
Karena perut sudah penuh, salah satu menu unggulan tempat itu, yaitu sop buah yoghurta yang dibandrol dengan harga Rp 6.000 per porsi pun dipesan. Tak berapa lama, sop buah yoghurt pun tersaji di hadapan. Menu itu memiliki tampilan mewah dan sangat menggugah selera. Satu buah strawberry terbelah dua yang tergolek di atas gumpalan yoghurt, mempercantik tampilan atas menu istimewa khas Rumah Makan Rindu Bogor.
Seporsi menu sop buah yoghurt, terdiri dari 12 macam buah, yaitu strawberry, apel, pear, jambu biji, kelengkeng, rambutan, alpukat, sirsak, nangka, nanas, papaya, dan melon. Benar-benar kaya akan aneka rasa buah dalam segelas menu. Belum lagi susu kental manis yang semakin menambah rasa segar bagi siapa pun yang menikmatinya.
“Es serut dan yoghurt dari sop buah yoghurt itu, buatan kami sendiri. Sehingga dijamin kebersihan dan higienitasnya,” ucap Lidya seraya menambahkan, hingga saat ini tidak pernah ada satu pun pengunjung yang mengeluh tentang kebersihan menu dan tempat yang disuguhkan rumah makan itu.
Untuk rasa, menu sop buah yoghurt cukup istimewa. Satu porsinya pun sangat mengenyangkan. Hanya rasa yoghurtnya sendiri menjadi sirna karena kalah dengan aneka rasa yang ada pada seporsi menu itu. Namun, kesegaran yang didapat dari buah, susu, dan dinginnya es mampu membuat diri menghabiskan sop buah yoghurt itu sampai tetes terakhir.
Rudi D. Sukmana
Jumat, 11 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar