Bogor, Jurnal Bogor
Meski hanya menyediakan menu nasi uduk dan gorengan yang terdiri dari tempe goreng, bakwan, dan kroket, agak susah untuk menikmati menu-menu yang ditawarkan Awang kepada pembelinya. Membuka jualannya setiap hari mulai pukul 5.30, dalam waktu singkat makanan yang dijajakannya langsung habis dibeli. “Biasanya jam 6.30 atau jam 7.00 dagangan saya sudah habis,” ujar Awang kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Dikatakan Awang, ia sudah menekuni usaha kuliner pagi itu sejak 1999. “Dari pertama buka usaha, yang saya jual hanya nasi uduk dan gorengan. Saya juga menyediakan teh dan kopi bagi pembeli yang memesan,” tambahnya.
Tempat usahanya yang sederhana, berupa lapak berukuran empat meter persegi di Jl. Ledeng Gunung Batu, dekat Pasar Purbasari, tidak menyurutkan selera para pelanggan untuk berburu citarasa istimewa yang disuguhkan dalam nasi uduk dan gorengan yang dijual Awang. “Seharinya saya hanya membuat nasi uduk 3 liter. Sudah cukup untuk menyambung hidup dan menafkahi keluarga,” ungkap Awang.
Filosofi hidupnya yang sederhana itu, nyatanya tidak tampak dari citarasa jajanan yang disediakan. Nasi uduk yang sudah dikenal dengan nama nasi uduk Mang Awang itu memiliki rasa yang fenomenal. “Racikan nasi uduk saya biasa saja, sama seperti yang lain, ditanak dengan menggunakan air santan,” ungkapnya.
Selain nasi uduk, satu keunggulan rasa yang disajikan, yaitu sambal kacang hasil racikan Awang. Citarasa sambal kacang yang tidak kental itu sungguh luar biasa. Nasi uduk yang diaduk dengan sambal kacang ala Awang, menimbulkan sensasi rasa yang luar biasa kesegarannya.
Favorit saya yang tidak pernah dilewatkan bila singgah di kios Mang Awang, yaitu kroket gorengnya. Saya telah memiliki ritual tersendiri untuk mendapatkan kenikmatan rasa kroket tersebut, yaitu dengan memotong kroket menjadi dua bagian sama besar. Setelah itu, sambal kacang legendaris itu saya tuang ke dalam rongga setengah bagian kroket hingga meluber.
Untuk lebih mengejutkan rasa, masukkan sekaligus potongan kroket itu ke dalam mulut, kemudian baru digigit. Rasakan sensasi pecahnya kroket di dalam mulut yang membuat sambal kacang meledak memenuhi mulut. Mm.. sungguh luar biasa.
Masih penasaran, saya coba tanyakan lagi kepada Awang, rahasia apa yang membuat citarasa masakan yang dijajakannya sangat kondang. Awang hanya mengangkat bahunya, lalu mengatakan,”Mungkin karena saya menjual makanan di pagi hari, pada waktu orang yang baru bangun tidur ingin mengisi perutnya yang kosong setelah berpuasa semalaman karena tidur,” jawabnya.
Rudi D. Sukmana
Minggu, 27 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar