Menyantap Rasa Aman dan Damai
Bogor, Jurnal Bogor
Sebelum membuka tempat yang sekarang ini di Jl. Raya Pajajaran No.50, Restaurant Vegetarian Karunia Baru pernah membuka tempat di Jl. Siliwangi. “Di tempat yang sekarang, sudah berjalan lebih dari dua tahun,” ujar Tiandy, pengelola Restaurant Vegetarian Karunia Baru kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Dikatakan Tiandy, tempat yang sekarang ini, terdiri dari dua lantai yang mampu menampung lebih dari 300 pengunjung. “Sitting capacity lantai dasar, lebih dari 80 tempat. Kami pun memiliki ruang untuk seminar, rapat, ulang tahun, dan arisan, dengan kapasitas maksimal 300 orang,” paparnya.
Menurut Tiandy, restonya itu dibuka untuk memenuhi permintaan pasar akan sajian menu masakan lezat dan bergizi tinggi, namun bebas dari bahan-bahan protein hewani. “Resto yang menyuguhkan masakan bagi orang vegetarian, sulit ditemukan di Bogor. Bisa dikatakan, tempat kami merupakan tempat satu-satunya restoran vegetarian di Kota Bogor,” ungkapnya.
Tiandy juga menambahkan, sebenarnya banyak orang vegetarian yang ingin menikmati menu masakan ala restoran. “Para vegetarian, adalah mereka yang menerapkan pola hidup sehat terutama dari sudut asupan makanan yang dikonsumsinya,” paparnya.
Vegetarian, dijelaskannya, adalah orang yang samasekali tidak memakan makhluk berjiwa, baik makhluk berjiwa yang hidup di darat, seperti ayam, bebek, kambing, dan sapi, di udara, seperti semua jenis burung dan unggas, maupun di laut, seperti ikan, udang, kepiting, kerang, lobster, dan tripang.
Sebagai seorang vegetarian yang turun langsung menyediakan menu-menu makanan sehat, Tiandy mengatakan, menu-menu makanan yang disajikan di tempatnya, sebagian besar dibuat dari bahan dasar jamur. “Batang jamur dapat diolah menjadi bahan dasar, dan rasanya bisa dibuat seperti rasa protein hewani, mirip citarasa daging sapi atau ampela,” ungkapnya.
Setelah dibuat bahan dasarnya itu, imbuh Tiandy, hasil olahan dari batang jamur itu dapat dibuat beragam masakan, seperti rendang, semur, dan balado. “Selain olahan dari batang jamur, kami biasa mengolah gluten atau olahan dari tepung terigu, sehingga dapat dibuat beragam jenis makanan bercitarasa mirip sate dan soto babat,” paparnya.
Diterangkan Tiandy, kembang tahu pun dapat diolah menjadi makanan vegetarian yang memiliki citarasa mirip seperti ikan-ikanan dengan aroma amis yang didapat dari rumput laut. Selain itu, kedelai dapat diolah menjadi masakan yang bercitarasa mirip daging ayam.
“Semua bahan olahan dasar itu, diracik dengan bumbu yang biasa dipakai untuk memasak makanan khas Indonesia, hanya saja di tempat kami tidak memakai segala macam bentuk bawang, seperti bawang merah, bawang putih, bawang Bombay, dan daun bawang,” jelas Tiandy seraya menambahkan, hal itu sebagai tanggungjawabnya untuk dapat menyajikan masakan pada vegetarian murni, yang tidak memakan protein hewani dan bawang.
Diakuinya, pengunjung yang datang memang bukan para vegetarian murni. “Banyak tamu yang datang ke tempat kami, karena mereka menginginkan untuk dapat menjaga kesehatan, dengan tetap menyantap makanan yang lezat dan bercitarasa umum,” jelas Tiandy.
Dengan harga menu per porsi mulai Rp. 17.500 sampai Rp. 25.000, pengunjung dapat memilih lebih dari 200 jenis masakan sehat yang disediakan. “Kami pun memiliki steamboat, bagi pengunjung yang menginginkannya,” jelas Tiandy.
Citarasa dari menu yang disajikan Restaurant Vegetarian Karunia Baru, dapat dikatakan memiliki kemiripan dengan menu asli. Menyantap makanan-makanan resto itu, hakikatnya menyantap rasa, bukan menyantap hidangan. Rasa yang membuat hati lebih damai, karena lebih tenang dan aman dari gangguan yang biasa dialami non vegetarian, seperti meningkatkan kadar kolesterol atau kadar gula.
Rudi D. Sukmana
Jumat, 28 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar