Bogor, Jurnal Bogor
Namaku Muhammad Rayyan. Aku masih duduk di kelas TK A, di sekolah TK Kartika XV-4 komplek Koppasus Kemang Bogor. Aku senang deh, diajak ibu guru dan mama pergi ke Papa Ron’s Pizza yang ada di Jl. Pajajaran. Apalagi berangkatnya bareng-bareng dengan teman-teman satu sekolah. Kata mama, sekolahku sedang mengadakan Kitchen Program dari Papa Ron’s Pizza.
Aku dan teman-teman berangkat naik mobil truk teman-teman papaku yang di atasnya ada kain tebalnya, sehingga aku, mama, teman-teman, dan ibu guru tidak kepanasan. Di perjalanan, aku bernyanyi-nyanyi bersama teman-teman dipimpin ibu guru. Rasanya, baru jalan sebentar, eh, sudah sampai di Papa Ron’s.
Di Papa Ron’s, sebelum masuk ke dalam, aku dan teman-teman berbaris dengan tertib. Persis seperti papa dan teman-teman papa yang kalau sudah baris, aku suka sekali melihatnya. Terus, aku dan teman-teman pun masuk ke dalam Papa Ron’s.
Ruangannya dingin, tapi aku suka. Apalagi om-om dan tante-tante di Papa Ron’s semuanya sangat baik. Aku dan teman-teman jadi tidak malu dan segan. Ada satu om yang memberikan pengarahan. Om itu lucu deh, bikin aku dan teman-teman selalu tertawa, karena selalu punya permainan yang seru.
Beberapa temanku ada yang dipanggil untuk masuk ke dalam dapur Papa Ron’s. Katanya untuk membuat pizza sendiri. Aku sebenarnya sudah tidak sabar untuk membuat pizzaku sendiri. Tapi aku masih suka melihat si om yang lucu itu. Ada-ada saja permainannya, bikin aku dan teman-teman tertawa terpingkal-pingkal.
Kemudian, aku pun dipanggil untuk masuk ke dalam dapur. Dapur Papa Ron’s bersih deh. Aku suka di dalam dapur itu, soalnya banyak makanan. Aku dan lima orang temanku pun diminta untuk mengenakan sarung tangan dari plastik. Setelah itu, kami diberitahu cara membuat pizza.
Pertama-tama, om yang ada di dapur meminta aku dan teman-teman untuk mengoleskan saus tomat dengan rata di atas pizza. Kemudian, om itu membebaskan aku dan teman-teman untuk memilih makanan yang tersedia, seperti jamur, daging asap, paprika, dan keju parut. Aku taruh semuanya itu di atas pizzaku.
Setelah itu, pizza bikinanku dan bikinan teman-teman dinomori supaya tidak tertukar. Pizza-pizza itu pun diletakkan di atas oven pemanggang. Aku dan teman-teman diminta om untuk kembali menuju si om yang lucu di ruang depan.
Tak lama, pizza bikinanku selesai. Si om yang tadi di dapur menaruh pizza bikinanku dan teman-teman di dalam bungkus pizza. Pizzaku pun akhirnya aku terima. Aku cepat-cepat membuka bungkus itu, wangi pizzanya mm.. bikin aku ngiler. Dengan cepat aku ambil sepotong, aku makan, rasanya, waahh.. pizza buatanku sendiri ternyata enak deh.
Rudi D. Sukmana
Jumat, 28 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar