Sabtu, 11 Oktober 2008

Kupat Sayur Lapangan Sempur

Citarasa Tak Pernah Luntur

Bogor, Jurnal Bogor

Niatnya sih ingin membakar lemak di Lapangan Sempur dengan melakukan aktivitas olahraga, namun seperti biasarasa malas selalu saja menghampiri. Padahal berangkat dari rumah dengan semangat tinggi dan tekad bulat untuk lari pagi.

Ketika sampai di Sempur, weits..ada yang berbeda. Biasanya semua jajanan berada di sisi lapangan, tapi sekarang terasa sepi dan lengang. Biarpun saya pelupa, tak mungkin sampai salah tempat, apalagi saya sudah lama tinggal di Bogor.

Tenyata oh ternyata, karena sekarang ada larangan berjualan di sisi lapangan, baik gerobak maupun tenda jajanan pindah tempat. Menurut saya lebih praktis di sisi lapangan, sebab lebih mudah dijangkau dari berbagai sudut.

Kini saya harus berjalan setengah lapangan untuk sampai di tempat jajanan. Lumayan jauh, namun saya anggap tekad yang dibawa dari rumah terwujudkan juga. Tidak hanya lari ataupun jogging, jalan kaki bisa disebut olahraga. Otot di paha akan mengencang, lemak pun terbakar.

Setelah sampai saya melihat banyak tenda dan gerobak makanan yang berjejer rapih. Sebagian menggunakan bilik atau kain panjang disekelilingnya sebagai penutup. Bahkan ada juga yang tidak menggunakan apa-apa, sehingga terlihat jelas rumah penduduk dan air Sungai Ciliwung yang mengalir deras.

Ketika sedang memilih ingin makan di mana, ada satu gerobak yang menarik perhatian saya, yakni Kupat Sayur. Hmm..menggoda juga namanya. Tiba-tiba seseorang menyapa dan membuyarkan angan saya yang sedang tergoda kupat sayur. “Mari neng nyarap dulu, cobain kupat sayur Ibu, baru olahraga lagi,” tawar perempuan itu.

Tawaran tadi langsung saya setujui, tangan yang lincah memotong kupat dan gesitnya meracik bumbu sepertinya si Ibu sudah lama berdagang kupat. “Saya baru enam bulan jualan kupat, awalnya hanya membuka warung minuman. Tapi melihat belum ada yang berdagang kupat, jadi saya buka disini,” ungkap Ijun, pemilik gerobak kupat tahu itu.

Menurut Ijun, kupat sayur yang dijajakannya berciri khas tanah kelahirannya, yaitu Padang. “Di Bogor biasanya kuah sayur terbuat dari labu siam (gambas), namun di Padang menggunakan buncis. Malah di Padang, kalau kuah sayurnya terbuat dari labu kurang laku,” ucapnya.

Ketika pesanan sampai di meja, saya langsung penasaran isi dari kupat sayur yang Ijun buat. Isinya terdiri dari kupat, tahu, buncis dan kuahnya seperti sayur lodeh. Warna kuah yang dibuat Ijun terlihat lebih pucat. Penasaran citarasa yang ditawarkan, saya sebisa mungkin mencicipinya dengan khidmat. Untuk kupat, lembut banget sehingga tak perlu lama mengunyahnya, sebab langsung nggelosor ke dalam kerongkongan.

Kemudian saya menyatukan kupat dengan kuah, mantapnya minta ampun. Kuahnya sedikit pedas tapi tetap gurih kok, karena Ijun memasukkan bumbu tauco sebagai penyedap rasa. Namun sayang, kuahnya asin banget. Padahal saya termasuk penyuka asin, meski demikian, untuk porsi cukup manjur menangani perut yang keroncongan akibat lelah berolahraga.

Selesai menyantap kupat sayur hingga tandas tak bersisa, paling enak pulang dan tidur. Apalagi tadi saya sempat berolahraga kecil. Namun masih ada satu pekerjaan yang menunggu sehingga semua keinginan saya tertunda, yaitu memberikan salah satu resep spesial membuat kupat sayur sederhana.

Bahan membuat sayur nangka: 500 gram nangka muda, potong-potong. 12 helai buncis, potong-potong diagonal tipis. 150 gram kol, potong kasar. 150 gram udang kupas, iris kasar. 1 liter santan encer. 500 mililiter santan kental. 1 batang sereh, memarkan. 3 lembar daun jeruk. 2 buah asam kandis.

Haluskan: 8 buah cabai merah. 8 butir bawang merah. 6 siung bawang putih. 2 centimeter kunyit. 2 centimeter jahe. 2 centimeter lengkuas. 2 sendokteh garam. 1 sendokteh gula pasir.

Pelengkap: ketupat, rendang daging dan telur, kerupuk merah, serta bawang merah goreng.

Cara membuat: Rebus nangka muda dalam air secukupnya hingga lunak. Angkat nangka, tiriskan. Didihkan santan encer, udang, bumbu halus, serai, daun jeruk dan asam kandis. Masukkan nangka rebus, masak hingga mendidih. Tambahkan kacang panjang, kol dan santan kental. Masak hingga mendidih hingga seluruhnya matang dan meresap. Angkat.

Sajikan dengan menaruh potongan ketupat dalam mangkuk saji. Beri sayur nangka dan pelengkapnya.

(Nasia Freemeta I)

Tidak ada komentar: