Selasa, 01 April 2008

Rumah Bena Café & Resto

“Nasi Pepesnya Luar Biasa, Madam”

Bogor, Jurnal Bogor

Memenuhi undangan perayaan ulang tahun pertama Rumah Bena pada Sabtu (24/2) lalu, seperti menghadiri kemeriahan pesta kalangan elit. Betapa tidak, banyak para pejabat, mantan pejabat, dan kalangan pengusaha yang datang menyemarakkan acara itu, seperti Walikota Bogor H. Diani Budiarto, dan pengurus IWAPI Kota Bogor. “Pak Diani datang sebagai seorang sahabat lama. Dulu saya pernah belajar bareng dengan beliau,” ujar Nana Harahap, pemilik Rumah Bena Café & Resto kepada Jurnal Bogor, di tengah-tengah acara pesta.

Dengan menempati bagian depan halaman rumah kediaman pribadi, Rumah Bena bersolek untuk menyambut para undangan khusus. Meski lokasinya yang terletak di Jl. A. Yani I No.1 tidak tepat berada di pinggir jalan raya, mampu membuat lalulintas di Jl. Raya A. Yani terhambat karena banyak mobil-mobil mewah yang parkir di pinggir jalan.

Menurut Nana, yang juga anggota IWAPI Kota Bogor itu, rasa haru dan bangga sangat meliputi dirinya karena dapat menjalankan usaha kulinernya hingga satu tahun. “Rumah Bena masih sangat baru. Namun, syukur alhamdulillah sudah mulai memiliki pelanggan setia yang bisa membuat usaha kami mampu bertahan, tumbuh, dan berkembang,” ungkapnya.

Wanita pengusaha yang lahir di Sumatera Barat 29 November 1959 itu, pada ulang pertama usaha tempat makannya menambah nama Rumah Bena dengan kata-kata Café & Resto. “Dengan nama Rumah Bena, lanjutnya, masih banyak orang yang belum kenal. “Banyak yang mengira tempat kami membuka usaha butik,” kata Nana.

Rumah Bena sendiri, dikatakan Nana, merupakan singkatan dari nama H. Bebi Harahap, suaminya dengan nama dirinya. “Bena itu singkatan dari Bebi dan Nana. Kami ingin berusaha berdua dan berharap tetap menjadi orang yang berguna di masa tua,” ungkap ibu lima anak yang sudah memiliki sembilan cucu itu.

Dukungan keluarga, imbuh Nana, merupakan semangat terbesar yang memotivasi dirinya terus menjalankan usaha restokafe itu. Pesta yang digelar pun, merupakan salah satu bentuk dukungan dari Angky Handiyani dan Teguh Wibawa serta Inne dan Cerry KS, selain dukungan dari suami, anak-anak, dan kerabat lain.

Kafe resto yang dibuka setiap hari mulai jam 10.00 sampai jam 22.00, selalu menggelar live musik setiap harinya. “Setiap Kamis, tempat makan kami libur. Saya lebih memfokuskan pada kegiatan ibadah di hari itu,” jelas Nana yang selalu mengadakan pengajian di rumahnya setiap Kamis malam.

“Saat ini, Rumah Bena masih menyediakan 24 menu pilihan dengan harga mulai Rp. 5.000 sampai Rp. 35.000. Yang termahal, menu Rib Barbeque, karena dibuat dari daging sapi impor pilihan,” ujar Nana seraya mengungkapkan rencananya untuk menambah menu lagi dalam waktu dekat.


Acara pesta yang menampilkan house band milik Bena Enterprise, salah satu unit usaha yang dimiliki H. Bebi Harahap dan Nana Harahap itu, mampu membuat para tamu terhibur dengan tembang-tembang yang dibawakan dengan merdu oleh H. Diani Budiarto.

Makanan pun tersaji secara prasmanan, mulai nasi putih, ayam goreng, sampai roti jala dan kari kambing. Istimewanya, salah satu menu andalan khas Rumah Bena, yaitu Nasi Pepes turut dihidangkan dalam sajian prasmanan itu.

Penasaran dengan citarasa Nasi Pepes yang sudah sering didengar, Jurnal Bogor pun mencicipi menu spesial itu. Luar biasa, ternyata nasi pepes memiliki rasa yang sesuai dengan reputasinya. Rasa yang hadir dari nasi pepes sendiri, mirip seperti arem-arem, makanan khas Jowo seperti buras di kalangan masyarakat Sunda.

Yang membedakan, nasi pepes memiliki struktur kepekatan yang tidak seperti arem-arem. Sebelum disendok, penampilan nasi pepes lebih mirip bakcang. Namun setelah disendok, nasi yang terlihat pekat itu seketika ambyar.

Nasi pepes disajikan dengan penampilan dibungkus daun pisang, setelah dibuka, daun kemangi yang layu akibat proses pemasakannya, menghias bagian luar nasi pepes. Didalamnya, diletakkan potongan daging ayam yang sangat empuk dan potongan telur asin yang sangat gurih. Bagi yang tidak suka pedas, hati-hati memakan nasi pepes, karena ada kejutan-kejutan rasa pedas yang berasal dari cabe rawit utuh di sela-sela nasi.

Menyantap Nasi Pepes ala Rumah Bena Café & Resto mampu membuat diri ketagihan. Entah berapa bungkus Nasi Pepes, yang pada hari biasa dijual Rp. 10.000 per bungkus, telah bersemayam di dalam perut. Untungnya, saat itu tengah merayakan pesta.

Rudi D. Sukmana

Tidak ada komentar: