Jumat, 11 April 2008

Teras Air Café & Resto

Suguhkan Suasana Back To Nature

Bogor, Jurnal Bogor

Di tengah hiruk pikuk Jl. Raya Tajur yang selalu disesaki oleh kendaraan umum, terselip satu tempat yang memiliki satu tempat khas sebagai salah satu ragam kuliner di Kota Bogor. Nama tempat itu, Teras Air Café & Resto yang berlokasi di Jl. Raya Tajur No. 291 Bogor.

Memasuki kawasan tempat makan itu, tak henti-hentinya mulut berucap, “Waaah, keren banget ya,” karena Teras Air Café & Resto menyuguhkan satu tampilan tempat yang menggabungkan nuansa alami dan asri dengan citra rasa tinggi nan istimewa serta kreatif.

Padahal, bila dilihat dari luar, orang awam tidak akan tahu kalau di dalamnya ada sebuah bangunan yang cukup menakjubkan. Tampak depan, restokafe itu seperti bangunan lain yang ada dalam area perumahan Teras Hijau Residence, namun pengunjung akan berdecak kagum dengan kamuflase bangunan itu.

Namun, taman kecil di pinggir jalan cukup sebagai penanda adanya pemandangan luar biasa di dalamnya. Satu-satunya petunjuk bahwa terdapat restokafe di dalamnya, hanyalah papan nama. Bahkan, pintu masuk dari jalan dengan lebar sekitar dua meter, belum cukup besar untuk leluasa melihat suasana di dalamnya.

Teras Air Café & Resto menyuguhkan kombinasi rimbunnya pepohonan dengan arsitektur yang diberi konsep back to nature. Gemericik air yang berasal dari kolam pemancingan selalu mengalun di tempat itu. Sesekali, pengunjung dapat melihat pertunjukan lompatan-lompatan ikan mas dan ikan patin. “Saya memanfaatkan kolam pemancingan dan areal budidaya tanaman, khususnya tanaman hias, sehingga tempat ini berkesan menyatu dengan alam,” ungkap Christine, pengelola Teras Air Café & Resto kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Menurut wanita pengusaha yang akrab disapa Tinne ini, tempat makannya menyajikan meja kursi yang terpisah, sehingga privasi setiap tamu dapat terjaga. Berbeda dengan konsep restoran biasa, di tempat itu meja kursi makan ada di berbagai tempat, seperti beranda, bale bengong, bahkan hingga di pinggir kolam.

“Sejak berdirinya Teras Air, saya sengaja menggunakan furniture yang terbuat dari kayu dan dedaunan agar menambah nilai estetika dalam interior maupun eksterior,” ujar Tinne di sela-sela kegiatannya menjamu para tamu yang datang ke tempat usahanya.

Tinne juga mengatakan, tempatnya menyediakan arena rekreasi keluarga, berupa fasilitas-fasilitas pendukung, seperti sirkuit remote control (RC), futsall, kolam pemancingan dan free karaoke yang biasa dimulai dari pukul setengah delapan malam hingga pukul sepuluh malam.

“Untuk fasilitas pemancingan, pengunjung dapat menggunakannya dengan dikenakan biaya Rp 10.000, sudah termasuk pakan ikannya,” ujar Tinee. Bila pengunjung berhasil menangkap ikan dan ingin menyantap hasil pancingannya, maka dapat menambah lagi Rp 25.000 per kilogram untuk proses pemasakan ikan hasil pancingan itu.

Hampir 500 menu disediakan di Teras Air Café & Resto, yang semuanya merupakan hasil olahan restokafe itu. Menunya sendiri terinspirasi pada waktu Tinne hunting ke Jawa, Bandung, Lombok bahkan sampai ke Thailand. “Untuk menciptakan citarasa yang unik, saya rela terjun langsung ke lapangan supaya tahu apa saja bumbu-bumbu yang digunakan dan kemudian diolah lagi dengan kreasi dari Chef Cook kami,” tuturnya.

Seporsi ayam ungkep, sayur asem, nasi, lalapan dan sambal yang dipesan Jurnal Bogor, merupakan menu paket yang diandalkan restokafe itu. Daging ayam yang empuk sangat menyatu dengan rasa asin-asin gurih dalam mulut. Apalagi ditambah kentalnya kuah sayur asam menambah kekuatan rasa di setiap gigitan.

“Kami selalu berupaya memuaskan lidah dan perut para pelanggan. Untuk resep dan cara pengolahan, silakan bertanya langsung saja kepada Chef Cook kami. Yang jelas, kami kami selalu memuaskan pelanggan,” tukas wanita yang kini memiliki 23 karyawan dalam membantu usahanya itu.

Salah satu menu minuman yang ditawarkan untuk pelanggan wanita, yaitu Pink Lady dikatakan Tinne merupakan favorit pengunjung tempatnya. Minuman yang terdiri dari buah strawberry dan float cream strawberry itu, mampu membuat mata merem-melek karena keasamannya yang unik.

“Ada juga Es Buah Bakar yang cukup menjadi favorit di sini, karena namanya cukup kontradiktif,” terang Tinne. Ditambahkannya, banyak pelanggan bertanya-tanya bagaimana mungkin es buah bisa dibakar.

“Padahal kami hanya membubuhkan caramel di dalam es buah tersebut, sehingga terlihat seperti hangus terbakar,” imbuhnya seraya melanjutkan, caramel yang diberikan pada menu itu juga berguna menambah citarasa. Bahkan beberapa pelanggan berpendapat rasanya menjadi seperti kopi susu,” tandasnya.

Nasia Freemeta/Julvahmi/*

Tidak ada komentar: