Jumat, 11 April 2008

Chick ‘n Cheeze

Sajikan Selera Sesuai Saku Siswa

Bogor, Jurnal Bogor

Berawal dari usaha keluarga, pasangan suami istri Rosi Darianti dan Toteng Hidayat, kembali membuka usaha di bidang kuliner yang lebih menonjolkan Western Food sebagai menu andalan. “Kafe ini sempat dirintis oleh keponakan saya, namun ketika ia menikah, kafe ini sempat vakum selama dua bulan,” ujar Ida, panggilan akrab Rosi.

Dikatakan Ida, karena kegemarannya dalam memasak, ia berani untuk memulai kembali usaha sang keponakan dari nol. ”Sampai saat ini, jumlah pelanggan Chick ’n Cheeze cukup banyak, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa setelah jam bubaran sekolah,” ungkapnya.

Dengan mengusung konsep usaha sebagai kafe rumahan dengan harga yang cukup terjangkau, kafe yang berlokasi di Jl. Raya Bangbarung No.55 Bogor itu dapat menampung sebanyak 50 pelanggan. ”Namun bisa juga ditambah sarananya, jika ada yang berulangtahun atau pesta kecil-kecilan di sini, kami cukup fleksibel, kok,” terangnya.

Tampilan kafe yang mengusung tema green cafe itu, diakuinya, karena banyak tanaman-tanaman hias yang ia berikan. Hal itu dilakukannya, agar para pengunjung merasa betah. ”Maklum, letaknya berada di pinggir jalan, sehingga kami memberikan suasana yang sejuk dan adem supaya pengunjung tidak merasa kepanasan,” kata Ida yang pada saat diwawancara didampingi sang suami.

Jumlah menu yang disediakan oleh Chick ’n Cheeze memang terbilang sedikit, yaitu sekitar 20 menu makanan dan minuman. ”Awalnya untuk menu makanan hanya terfokus pada Chicken Cordon Bleu dan Chicken Katsu saja, tapi karena saya hobi memasak, akhirnya terjadilah pengembangan hingga lima menu. Semuanya telah melalui tahap inovasi sesuai resep saya,” papar wanita kelahiran Bogor, 27 Maret 1960 itu.

Untuk range harga makanan dan minuman yang ditawarkan, lanjut Ida, memang dibandrol tidak terlalu mahal, yaitu antara Rp 2.000 hingga Rp 12.000. ”Semua harga yang tertera di menu, saya sesuaikan dengan kantong para pelajar, sehingga ketika mereka masuk ke dalam, tidak perlu pikir dua kali untuk memesan,” tuturnya.

Dalam membuat makanan yang dipesan pelanggan, Ida selalu turun tangan langsung. Hal ini ia lakukan, agar makanan yang disantap pelanggannya memiliki rasa sesuai dengan yang ia inginkan. ”Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan bagi para karyawan saya untuk bisa dan mampu memasak sesuai dengan resep yang saya miliki,” kata ibu lima anak itu.

Tertarik dengan beberapa menu yang ditawarkan, Chicken Cordon Bleu dan Chocoholic pun dipesan. Harga total dari menu-menu itu hanya Rp 18.500 saja, cukup murah untuk kantong pelajar. Tanpa perlu menunggu terlalu lama, pesanan menu-menu tadi sudah tersaji di atas meja, ”Inilah pelayanan kami, cepat dan mantap, namun tidak mengurangi kualitas yang diberikan,” jelas Ida.

Aroma khas daging ayam dan keju yang meleleh, menggoda hidung ini untuk segera menyantap sajian yang tepat di depan mata. Daging ayam yang empuk, dilengkapi daging asap serta asinnya keju, mampu membangkitkan gairah perut agar mengganyang habis makanan itu. ”Sebelum digoreng, dada ayam tersebut dipipihkan terlebih dahulu, kemudian baru dilumuri bumbu racikan rahasia Chick ’n Cheeze,” tukasnya seraya menambahkan, sebelum dibaluri tepung roti, dada ayam direndam dalam air susu.

Hmm, pantas saja daging ayam tersebut terasa manis. Dengan bercampur asinnya lelehan keju, menu itu semakin memantapkan perut untuk melahap habis Cordon Bleu. Berteman sayuran dan kentang goreng sebagai pelengkap, rasanya perut ini sudah tak mampu menampung semua makanan yang tersaji.

Ketika tengah asyik menikmati hidangan itu, segelas Chocoholic hadir menanti. Minuman yang terdiri dari campuran coklat cream dan milo coklat itu, tampak terasa kekentalannya. Sereal coklat di atasnya yang mempercantik tampilan, semakin menambah dahaga yang sedari tadi semakin beringas. Chocoholic sungguh paduan menu yang menghipnotis lidah untuk segera menikmati manisnya coklat.

Tak terasa, sepiring Chicken Cordon Bleu dan segelas Chocoholic ludes tanpa sisa. Sambil menenangkan perut yang sebelumnya sempat berkonser, Ida menceritakan harapan untuk kafenya. ”Saya ingin usaha yang sempat vakum ini dapat kembali berdiri dan tetap jaya. Bila semuanya sudah stabil, dalam waktu dekat saya akan membuka cabang, namun belum tahu di mana, karena belum ada yang cocok,” pungkasnya lalu tersenyum manis.

Nasia Freemeta Iskandar

Tidak ada komentar: