Pancasila Versi 2012
Sebagai
ayah yang bertanggungjawab (cieee..), mau tak mau secara berkala dan
diam-diam saya selalu mengecek facebook milik anak-anak saya. Bukannya
apa-apa, kebebasan informasi lewat internet memang salah satu kebebasan
yang harus benar-benar diwaspadai agar anak-anak tidak salah menerima
informasi.
Ketika saya membedah facebook milik si sulung, mata saya sempat tertegun membaca sebuah status yang dikirimkan seorang teman facebooknya yang notabene masih sebaya usia. Masih duduk di bangku sekolah dasar.
Di status itu tertulis “..pancasila 2012 1. keuangan yang maha kuasa 2. korupsi yang adil dan merata 3. persatuan mafia hukum indonesia 4. kekuasaan yang dipimpin oleh nafsu kebejatan dalam persekongkolan dan kepura-puraan 5. kenyamanan sosial bagi seluruh keluarga pejabat dan wakil rakyat indonesia ..”
O..oo.., sejenak saya tertegun membacanya.
Menurut saya, tak mungkin anak yang usianya masih belia mampu mengubah dan memelesetkan rumusan Pancasila sebagai nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Ini pasti ulah orang dewasa dan dikutip oleh si anak, pikirku.
Saya berusaha untuk tidak mempedulikan status miring itu. Namun, sekali lagi dan sekali lagi mata ini kembali membaca status tersebut.
Lha.. kok ya sesuai kenyataan yaa..? Batin saya.
Ahh.. tidak, harus ada hal yang bisa membantah itu..! Tapi, kok.. ya memang sulit untuk bisa dibantah, yaa..?
Mau tak mau, dan saya malu untuk harus mengakui, apa yang tercantum itu menggambarkan apa yang memang menjadi kondisi bangsa kita sekarang ini.
Betapa seorang bocah belia pun memahami dengan jelas kondisi bangsa yang sudah semakin amburadul ini, meski mungkin bagi mereka baru dalam tahap candaan semata. Wahai, apakah mereka, di tangan mereka nanti nasib bangsa ini ditentukan..?
Lantas, kemana nurani mereka? Subyek-subyek yang dimaksud dalam rumusan Pancasila versi 2012 itu? Begitu sulitkah untuk mengubah sikap sehingga menjadi seseorang yang memang patut dan layak untuk dijadikan teladan?
Mendadak saya jadi teringat satu ayat dalam al-Quran suci..
“..Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir (tertutup). Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai..” (QS.16:107 - 108).
Na’udzubillah..
RD Sukmana 1/2/2012
Ketika saya membedah facebook milik si sulung, mata saya sempat tertegun membaca sebuah status yang dikirimkan seorang teman facebooknya yang notabene masih sebaya usia. Masih duduk di bangku sekolah dasar.
Di status itu tertulis “..pancasila 2012 1. keuangan yang maha kuasa 2. korupsi yang adil dan merata 3. persatuan mafia hukum indonesia 4. kekuasaan yang dipimpin oleh nafsu kebejatan dalam persekongkolan dan kepura-puraan 5. kenyamanan sosial bagi seluruh keluarga pejabat dan wakil rakyat indonesia ..”
O..oo.., sejenak saya tertegun membacanya.
Menurut saya, tak mungkin anak yang usianya masih belia mampu mengubah dan memelesetkan rumusan Pancasila sebagai nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Ini pasti ulah orang dewasa dan dikutip oleh si anak, pikirku.
Saya berusaha untuk tidak mempedulikan status miring itu. Namun, sekali lagi dan sekali lagi mata ini kembali membaca status tersebut.
Lha.. kok ya sesuai kenyataan yaa..? Batin saya.
Ahh.. tidak, harus ada hal yang bisa membantah itu..! Tapi, kok.. ya memang sulit untuk bisa dibantah, yaa..?
Mau tak mau, dan saya malu untuk harus mengakui, apa yang tercantum itu menggambarkan apa yang memang menjadi kondisi bangsa kita sekarang ini.
Betapa seorang bocah belia pun memahami dengan jelas kondisi bangsa yang sudah semakin amburadul ini, meski mungkin bagi mereka baru dalam tahap candaan semata. Wahai, apakah mereka, di tangan mereka nanti nasib bangsa ini ditentukan..?
Lantas, kemana nurani mereka? Subyek-subyek yang dimaksud dalam rumusan Pancasila versi 2012 itu? Begitu sulitkah untuk mengubah sikap sehingga menjadi seseorang yang memang patut dan layak untuk dijadikan teladan?
Mendadak saya jadi teringat satu ayat dalam al-Quran suci..
“..Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir (tertutup). Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai..” (QS.16:107 - 108).
Na’udzubillah..
RD Sukmana 1/2/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar