Menu Asli Indonesia yang Mendunia
Bogor, Jurnal Bogor
Di mulai dari satu warung tenda kecil di samping sebuah gedung pertokoan di Jakarta pada 1982, saat ini Es Teler 77 merupakan brand yang menjadi trend setter menu-menu asli Indonesia yang telah berkembang lebih dari 200 tempat di seluruh Indonesia, bahkan telah merambah ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
Salah satu fast food outlet Es Teler 77 yang dapat dikunjung warga Kota Bogor, berlokasi di Botani Square lantai dasar, tepat di depan Giant. Di tempat itu, Es Teler 77 telah hadir sejak dibukanya Botani Square pada 2005.
Dengan sitting capacity yang mampu menampung lebih dari 40 pengunjung dan pelayanan yang ramah serta profesional dari 14 krew yang tampak selalu sibuk, resto itu menyediakan 35 menu yang terbagi menjadi tiga katagori, yaitu snack, makanan, dan minuman.
Menurut Pimpinan Cabang Es Teler 77 Botani Square Roslita, snack yang disediakan resto itu terdiri dari enam macam makanan dengan harga mulai Rp 8.000 sampai Rp 11.000, di antaranya otak-otak goreng yang diberi harga Rp 10.000 per porsi. Untuk menu makanan, terdiri dari 18 jenis makanan dengan harga mulai Rp 3.500 untuk satu porsi nasi putih sampai Rp 19.000 untuk satu paket ayam goreng.
“Untuk menu minumannya, kami menyediakan 10 menu pilihan, yaitu es teler, es kelapa, es alpukat, es nangka, es gaul, soda gembira, lemon tea, soft drink, teh botol, dan air mineral,” papar Roslita seraya menambahkan, harga minuman berkisar Rp 3.500 untuk air mineral dan teh botol sampai Rp 10.000 untuk satu porsi es teler.
Dikatakan Roslita, masing-masing katagori memiliki menu andalan yang menjadi favorit para pengunjung, seperti katagori snack yang mengunggulkan menu otak-otak gorengnya. “Untuk menu makanan, favorit pengunjung adalah mie ayam. Sedangkan menu minumannya, es teler tetap menjadi favorit,” ungkap Roslita kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Dikatakan Roslita, Es Teler 77 menawarkan makanan dan minuman Indonesia yang dibuat dari resep racikan Murniati Widjaja, yang pernah menjadi juara Indonesia dalam perlombaan membuat minuman tradisional Indonesia, yaitu es teler yang kemudian menjadi produk utama Es Teler 77. “Saat ini, beliau menjadi Komisaris dari PT. Top Food Indonesia, sebagai perusahaan yang mengelola usaha Es Teler 77,” jelasnya.
Roslita juga mengatakan, mekanisme Es Teler 77 yang menerapkan sistem waralaba atau franchise, yang didukung olah sistem manajemen yang baik dan strategi pemasaran yang unik, menjadikan Es Teler 77 berhasil bersaing dan menerobos beragam pasar termasuk di luar Indonesia. “Tujuannya untuk memperluas jaringan bisnis Es Teler 77 dengan cara kerjasama yang saling menguntungkan,” terangnya.
Kangen dengan kesegaran rasa khas Es Teler 77, seporsi es teler pun dipesan. Karena telah menerapkan sistem fast food yang telah mendapatkan ISO 9001, dalam sekejap satu porsi es teler ala resto itu terhidang di hadapan. Tampilannya tetap tidak berubah sejak dulu, selalu menarik selera.
Rasa es teller versi Es Teler 77 sendiri, memang tidak pernah berubah. Kesegaran yang membawa kenikmatan tersendiri dalam menyantap es teler itu, memang berbeda dengan kesegaran dari es teler yang disajikan tempat makan lain. Menurut Roslita, hal itu disebabkan, es teler khas hasil racikan Es Teler 77 menggunakan sirup yang berbeda. “Kuncinya terletak pada sirup yang diberikan, sirup itu orisinil buatan Es Teler 77,” ungkapnya.
Es teler dari Es Teler 77, memang menawarkan sensasi kesegaran yang luar biasa. Sebuah modifikasi menu dari menu es campur yang memang fenomenal, karena memasukkan lebih dari sepuluh jenis bahan dalam satu porsi menu, seperti nangka, kelapa muda, alpukat, agar-agar, sampai es serut yang bercampur dengan susu kental manis.
Teringat ketika menu minuman itu baru kali pertama booming di Indonesia. Hampir semua tempat makan menyediakan es teler dalam daftar menunya. Bahkan, dinamakan es teler karena citarasanya mampu membuat teler semua yang menyantap menu itu. Teler dalam artian, membuat mabuk kepayang dan jatuh cinta pada rasa yang disuguhkan.
Rudi D. Sukmana
Kamis, 17 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar