Jumat, 28 Maret 2008

Ayam Goreng Bondongan Warung Doyong

Nikmatnya Hingga ke Dalam Tulang

Bogor, Jurnal Bogor

Ayam goreng Bondongan Warung Doyong yang berlokasi di Jl. Pahlawan Bondongan, sudah dikenal sejak 28 tahun lalu. Hingga kini, usaha yang dirintis oleh Johanes Meta itu, sudah mulai dialihgenerasikan. “Papa sudah jualan sebelum saya lahir,” ungkap Lia, putri Johanes kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Menurut Lia, rumah makan yang dirintis kedua orangtuanya itu lebih layak disebut kedai. “Tempat kami tidak semewah restoran atau kafe, tapi kami selalu berusaha maksimal menyajikan masakan dengan rasa yang istimewa,” tuturnya.
Menu masakan yang tersaji, utamanya adalah ayam goreng dengan 12 macam tumis-tumisan sayur, seperti tumis toge, tumis buncis, tumis oncom, serta disediakan juga sayur asam. Selain itu, sebagai pelengkap, Warung Doyong menyediakan, tumis cumi, ikan-ikanan goreng, seperti nila, gurame, dan kembung, tempe, tahu, dan bakwan jagung, serta tidak lupa semur jengkol.
Untuk minuman, selain minuman konvensional, seperti teh dan es jeruk, di sana juga disediakan aneka juice yang terbuat dari buah-buahan segar. “Juice andalan kami, juice strawberry dan juice anggur. Juice yang kami buat, asli dari buah tanpa campuran air dan citroen. Selain itu, ada juga juice kemang, hanya saja ketersediaannya menurut musim buah kemang,” papar Lia seraya menambahkan, semua buah-buahan itu dibeli langsung dari petani di Bandung.
Dikatakannya, sampai saat ini yang memasak makanan itu adalah ibunya. “Semua bumbu diramu oleh Mama, sejak jam tiga dini hari. Soalnya, kami buka mulai pukul enam pagi sampai jam lima sore,” jelas Lia.
Dalam sehari, menurutnya, menghabiskan 30 ekor ayam. Jumlah itu, lanjutnya, akan melonjak drastis ketika hari Sabtu dan Minggu, di mana dibutuhkan sampai 100 ekor ayam pada hari itu. “Saat ini, langganan kami sehari-hari banyak dari para penghuni Bogor Nirwana Residence,” tukasnya.
Untuk satu potong ayam goring, Warung Doyong mematok harga Rp. 6.000, sedangkan juice buah-buahan antara Rp. 6.000 sampai Rp. 8.000 per gelas. “Masakan lain, harganya antara Rp. 2.000 sampai Rp. 5.000, tergantung pesanan. Satu porsi lengkap dengan juice, rata-rata Rp. 20 ribu,” papar Lia.
Ketika Jurnal Bogor diminta untuk menikmati hidangan yang sengaja disajikan, nasi putih diguyur tumis toge, dengan lauk tahu tempe yang digoreng garing, diselipkan sesendok sambal goring, serta sepotong paha ayam goreng bertabur rempah-rempahnya dan semangkuk sayur asam yang disajikan terpisah, dilihat dari penampilan luar memang biasa saja.
Setelah dicicipi, ternyata rasanya, mm.. dalam sekejap piring yang tersaji ludes tandas. Ayam gorengnya itu, nikmatnya hingga ke dalam tulang. Apalagi bagi kebanyakan urang Sunda yang terbiasa menggelutuk tulang paha ayam goreng untuk menyeruput sumsumnya.
Tumis toge dengan rasa yang pas, sangat padu dengan tempe yang digoreng hampir garing. Belum lagi kelembutan tahu kuning yang pecah di dalam mulut ketika dikunyah. Yang istimewa adalah rasa sambal gorengnya, ketika dicocol dengan sekerat ayam goreng. Ditambah pula dengan kuah sayur asam yang diseruput langsung dari mangkuknya. Rasa asam bercampur dengan sedikit pedas dan manis itu, langsung bereaksi di ujung lidah.
Selesai makan, juice strawberry yang disajikan pun dihirup sedikit demi sedikit. Rasa manis berbalur sedikit rasa asam strawberry menggelosor di tenggorokan. Dinginnya mampu menimbulkan kesegaran tubuh yang sebelumnya terasa penat.
Sayangnya, karena perut sudah penuh kekenyangan, masih ada sedikit rasa penasaran dari hidangan yang tersaji di Warung Doyong. Ada satu yang sebenarnya ingin sekali dirasakan kenikmatannya, semur jengkolnya itu.

Rudi D. Sukmana

Tidak ada komentar: