Minggu, 04 Mei 2008

Warung Nu Teteh

Citarasa Barat dengan Harga Jawa Barat

Bogor, Jurnal Bogor

Siang ini panas matahari begitu menyengat seluruh kulit sehingga membuat badan mengeluarkan keringat untuk sekian ribu kalinya, namun tiba-tiba kedua mata tertuju pada satu bangunan yang terlihat sejuk di tengah-tengah terik matahari yang tak henti-hentinya menyorot Jl. Pandawa Raya, Bogor.

Ketika kaki ini melangkah memasuki bangunan yang sebagian besar terbuat dari bilik bambu itu, semilir angin menerpa tubuh. Rasanya benar-benar membuat badan ini kembali bergairah, nama bangunan yang dimaksud adalah Warung Nu Teteh.

“Dinamakan Nu Teteh, karena saya biasa dipanggil teteh oleh keluarga. Jadi, mengisyaratkan warung ini milik saya. Selain itu, ungkapan tersebut cukup familiar di Bogor, sehingga mudah diingat,” ungkap Rina Agustina, pemilik Warung Nu Teteh kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Menurut Rina, sapaan akrab Rina Agustina, konsep yang begitu Sundanesse ditonjolkan oleh warung yang sudah dikelolanya selama empat tahun itu. “Saya sengaja mendisain cukup sederhana, agar tidak terkesan mahal dan pelanggan merasa di rumah sendiri,” ujarnya.

Istri dari Bambang Nirzawan itu mengungkapkan, menu yang disediakan selalu diperbaharui setiap tiga bulan sekali, tapi menu favorit pelanggan dipertahankan. “Saya melakukan sortir menu, supaya pelanggan tidak merasa jenuh dan lebih variatif, sehingga pelanggan selalu penasaran untuk datang kembali,” kata wanita kelahiran Bandung, 23 Agustus 1977 itu.

Warung yang berkapasitas 30 orang itu, lanjut Rina, menawarkan harga-harga menu mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 20.000. “Meskipun harganya terjangkau, namun tidak mengurangi kualitas setiap makanan yang disajikan. Bahan baku yang kami gunakan selalu menggunakan mutu terbaik, sehingga citarasa sajian hampir tak bercela,” bebernya

Diakui Rina, warungnya menyediakan sekitar 70 jenis makanan dan minuman pilihan. “Walaupun interior bergaya Sunda, sebagian besar menu yang ada di sini ialah Western Food, namun ada juga West Java Food dan Japanesse Food,” ucapnya seraya menambahkan mayoritas pelanggan berasal dari kalangan karyawan dan pelajar.

Sambil melanjutkan pembicaraan, seporsi Nasi Pepes Ampela terhidang di hadapan. Menu ini diyakini sebagai menu andalan selain nasi timbel komplit. Ternyata tidak heran pelanggan memfavoritkannya, sebab bumbunya yang meresap ke setiap butiran nasi memberikan citarasa tersendiri. Selain itu, kekenyalan ampela dan sambal terasinya membuat mulut ini ingin lagi dan lagi, untuk menghabiskan tiap suapan.

Sebelum Nasi Pepes Ampela habis dilahap, Rina mengatakan, masih ada jenis makanan yang saat ini sedang digemari pelanggan, terutama pelajar, yakni Ice Cream Goreng. “Saya sering bereksperimen dalam pengembangan menu pilihan, salah satu hasil yang di respon sangat baik ialah Ice Cream Goreng, namanya yang unik membuat pelanggan penasaran,” paparnya.

Seunik namanya, sensasi saat menyantap Ice Cream Goreng memang sangat unik dan tak mengecewakan rasa penasaran. Roti yang dibaluri oleh sejenis tepung itu, membungkus setiap sudut ice cream yang sudah dibekukan terlebih dahulu. Secara logika, hampir tidak mungkin ice cream bisa digoreng. Namun aneh tapi nyata, pengolahannya memang benar-benar digoreng dalam minyak panas, sampai-sampai bentuknya seperti ayam goreng crispy. Krekesnya roti ditambah lagi meltednya ice cream mencerminkan kreativitas sang empu.

Selain Ice Cream Goreng, imbuh Rina, masih banyak menu unik lainnya yang belum ditawarkan kepada pelanggan. “Banyak menu, khususnya dessert yang sudah mengantri dan masih dirahasiakan, sebab akan digunakan untuk menjadi menu pilihan di cabang yang akan didirikan pada bulan ini di daerah Cinere, yaitu Ice Cream Nu Teteh,” pungkasnya.

Nasia Freemeta I

Tidak ada komentar: