Minggu, 04 Mei 2008

Bakso Sempur Pak Jaja

Bakso Sempur dan Es Campur Bertempur

Bogor, Jurnal Bogor

Bakso, bisa jadi merupakan jenis kuliner teratas yang digemari sampai saat ini. Sebagai jajanan, hampir di setiap sekolah, bakso selalu hadir. Belum lagi penjaja bakso yang sudah memiliki tempat sendiri, baik kios permanen maupun masih berupa tenda. Bahkan, hampir setiap hari, tak terhitung berapa kali abang tukang bakso melintas di depan rumah sambil mendorong gerobak atau memikul dagangan.

Di Sempur, pinggir sebelah timur lapangannya. Jaja membuka kios makanan dengan menu utama bakso. Saking terkenalnya, bakso Jaja bahkan dijuluki penggemar jajan sebagai Bakso Sempur Pak Jaja. Nama itu pula yang diusung Jaja, untuk usaha yang sudah dirintisnya sejak 28 tahun lalu itu. “Bisa jadi yang memberi nama itu bukan kami, melainkan pelanggan kami,” ujar Jaja kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Jaja yang asli Leuwiliang itu mengungkapkan, tempat jajannya dibuka setiap hari mulai pukul 9.00 sampai pukul 20.00. “Kami menyediakan lima meja berkapasitas 8 tempat duduk dan tiga meja berkapasitas 4 tempat duduk, untuk menjamu para pengunjung yang datang ke tempat kami,” terangnya.

Khusus untuk Minggu, imbuh Jaja, tempatnya dibuka lebih siang, sekitar pukul 10.00. “Pada hari itu, lapangan Sempur memang ramai dipenuhi warga Bogor yang berolahraga pagi, sehingga banyak penjual makanan berkumpul di lapangan ini. Hal itu yang membuat kami buka kios lebih siang,” lanjutnya.

Bakso Sempur Pak Jaja menyediakan sembilan menu pilihan untuk pengunjung, yaitu kwetiau kering, kwetiau kuah, mie kering, mie kuah, bihun kering, bihun kuah, campur kering, campur kuah, dan bakso saja. Menu utama sekaligus menu andalan itu, dijual Jaja dengan harga Rp 7.000 per mangkuk.

Untuk menu minuman, tempat itu menyediakan minuman botolan yang dijual mulai harga Rp 2.500 sampai Rp 3.000 dan minuman olahan yang ditawarkan mulai harga Rp 1.000 untuk satu gelas teh tawar, sampai Rp 4.000 untuk beberapa jenis menu minuman, seperti es campur, es kelapa muda, dan juice alpukat.

Dikatakan Jaja, kios makannya tidak menyediakan menu mie ayam. “Meski tempat lain menyediakan menu mie ayam di samping menu mie bakso, saya tidak menyediakan menu itu. Pengunjung pun singgah ke tempat kami untuk merasakan bakso yang kami sajikan,” ujarnya.

Bakso hasil racikan kios makan Bakso Sempur Pak Jaja memang memiliki citarasa tersendiri. Warna baksonya yang cenderung merah kehitaman, seolah mengatakan bakso itu dibuat tanpa bahan pengawet. “Dalam sehari, saya biasa membutuhkan 15 kilogram daging sapi segar,” ujar Jaja.

Penasaran dengan citarasa yang disajikan, seporsi bihun bakso kuah dan semangkuk es campur pun terhidang di atas meja. Aroma khas kaldu kuah bakso merebak terbawa kepulan uap yang muncul dari permukaan masakan yang masih panas itu. Sedangkan dari es campur, kepulan uap pun melayang tipis menawarkan kesejukan rasa dingin bagi tenggorokan yang telah terasa kering sepanjang hari panas nan terik di Kota Hujan ini.

Untuk menambah rasa, seperti kebiasaan yang sudah-sudah, kecap, cuka, saus sambal, dan sambal pun ditumpuk di atas permukaan bakso. Kemudian, dengan cepat porsi bakso itu pun diaduk supaya semua tambahan bercampur padu dengan kuah bakso. Tak lupa, mulut ini sibuk menghembuskan udara agar suhu kuah lebih bersahabat dengan lidah ini.

Rasa kuah bakso yang ditampilkan Bakso Sempur Pak Jaja cukup konvensional namun mampu menimbulkan kesegaran. Hanya saja, penyedapnya menurut saya terlalu berani diberikan. Meski demikian, bola-bola daging yang disebut bakso itu memiliki rasa yang istimewa. Kekenyalan dan keempukannya sangat pas dengan aroma merica dan rasa daging yang sangat kental.

Untuk beberapa waktu, mulut ini disibukkan dengan perjuangan melawan panas baik dari suhu maupun dari sambal. Sesaat setelah satu porsi bakso ludes tandas, mulut yang masih mengap-mengap kepedasan ini segera menyeruput es serut yang mulai mencair. Rasa dingin langsung mengguyur, membuat bibir ini sesaat seakan terasa kebal.

Es campur suguhan Bakso Sempur Pak Jaja menurut saya lebih istimewa dibandingkan baksonya itu sendiri. Karena selain rasa manisnya yang sangat pas dan tidak nyegrok di tenggorokan, potongan-potongan daging alpukat dan daging kelapa mudanya disajikan dengan tebal-tebal. Sangat segar, sangat mantap. Di dalam perut ini, Bakso Sempur dan Es Campur pun lalu bertempur.

Rudi D. Sukmana

Tidak ada komentar: